MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Kinerja ekspor-impor Sumatera Utara sepanjang Januari hingga April 2025 menunjukkan tren positif. Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, nilai ekspor daerah ini mencapai USD 3,78 miliar. Nilai ini naik 24,39% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 3,04 miliar.
Kepala BPS Sumut, Asim Saputra, menyampaikan bahwa sektor industri masih mendominasi ekspor dengan kontribusi sebesar 92,27% atau senilai USD 3,49 miliar. Sementara sektor pertanian menyumbang 7,72% atau USD 292,04 juta.
“Komoditas terbesar yang diekspor berasal dari kelompok HS 15, yaitu lemak dan minyak hewani/nabati, dengan nilai USD 1,49 miliar atau 39,38% dari total ekspor,” jelas Asim sembari menyampaikan Produk kimia (HS 38) menyusul dengan nilai USD 576,21 juta atau 15,23%.
Tiongkok tercatat sebagai tujuan ekspor utama Sumut dengan nilai USD 590,48 juta (15,61%), disusul Amerika Serikat (USD 510,26 juta atau 13,49%) dan India (USD 212,10 juta atau 5,61%).
Dari sisi impor, Sumut membukukan nilai sebesar USD 1,72 miliar, turun 4,1% dibanding periode Januari–April 2024 yang mencapai USD 1,79 miliar. Komoditas impor utama berasal dari bahan bakar mineral (HS 27) senilai USD 290,61 juta dan mesin/peralatan mekanik (HS 84) sebesar USD 199,55 juta.
Tiongkok masih menjadi negara pemasok impor terbesar ke Sumut dengan nilai USD 453,62 juta (26,4%). Diikuti Malaysia (USD 173,96 juta atau 13,52%) dan Singapura (USD 209,73 juta atau 12,21%).
Dengan nilai ekspor yang jauh lebih tinggi dari impor, Sumut mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD 2,06 miliar. Angka ini melonjak 65,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan surplus USD 1,24 miliar.
“Surplus neraca perdagangan April 2025 lebih tinggi dari bulan yang sama tahun lalu. Begitu juga akumulasi surplus Januari–April 2025,” kata Asim.
Secara bulanan, nilai ekspor Sumut pada April 2025 mencapai USD 869,97 juta atau naik 24,79% dibanding April tahun sebelumnya. Sementara impor juga naik tipis 2,45% menjadi USD 443,33 juta. Dengan begitu, surplus perdagangan April 2025 mencapai USD 426,64 juta, tumbuh 61,37% secara tahunan (year-on-year).
Namun tidak semua negara mitra mencatatkan surplus. Tiga negara justru menyumbang defisit terbesar, yakni: Malaysia: defisit USD 73,6 juta, Singapura: defisit USD 77,9 juta, Australia: defisit USD 170,4 juta.
Sebaliknya, hubungan dagang dengan Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang mencatatkan surplus. Surplus terbesar datang dari Amerika Serikat sebesar USD 467,15 juta. (RED)