MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Menyikapi banyaknya kasus kekerasan terhadap anak yang akhir akhir ini terjadi di wilayah hukum Polrestabes Medan.
Hal itu mendapat perhatian khusus Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan.
Selain fokus meminimalisir kejahatan jalanan (begal, jambret, geng motor) dan narkotika, Kapolrestabes juga bakal merancang suatu sistem khusus dalam penanganan terhadap kekerasan anak.
Komitmen itu nantinya bakal di wujudkan Polrestabes dalam penanganan satu atap perlindungan terhadap anak dan perempuan dengan melibatkan para stakeholder (pemangku kepentingan) terkait termasuk media/wartawan sebagai penyampai informasi.
“Selain tindak kejahatan jalanan, kita juga konsen ke isu kekerasan terhadap anak dan perempuan. Nantinya kita akan buat pelayanan satu atap untuk perlindungan anak dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Selama ini kita lihat sepertinya penanganan kekerasan terhadap anak dan perempuan berjalan sendiri-sendiri,” kata Gidion, Kamis (17/10/24).
Untuk kejahatan kekerasan terhadap anak, hal yang harus diperhatikan pemulihan dan kondisi psikis anak. Sedangkan untuk para pelakunya harus ada pemberatan. “Karena ke depan kita juga ingin mewujudkan Medan Kota Ramah Anak,” ujar mantan Kapolresmetro Jakarta Utara itu.
Gidion juga menegaskan, ia sebagai pucuk pimpinan di Polrestabes Medan tidak anti viral. Karena memang di era digital dengan serbuan arus informasi yang begitu massiv, pola-pola penanganan kasus (menindaklanjuti laporan) warga tidak lagi harus mengarahkan warga atau korban untuk buat laporan terlebih dahulu. Tapi bagaimana segera merespons apa yang dialami warga lewat saluran-saluran informasi yang tersedia, seperti media sosial (Medsos) dan saluran informasi lainnya.
Untuk penanganan narkotika, Kapolrestabes juga menegaskan komitmennya dan konsisten dalam penegakan hukum terhadap para pengguna agar diarahkan ke rehab juga penegakan hukum ke pengedar dan bagaimana bandarnya.
“Kalau kita lihat di Asahan bisa mengungkap puluhan kilo sabu. Di Medan menurut estimasi saya mungkin ada barang yang beredar ratusan kilo. Doakan saja kita bisa mengungkapnya,” katanya.
Gidion juga menyampaikan, apa yang sudah dilakukan Polrestabes Medan tanpa peran media juga tidak akan pernah sampai ke publik.
“Pada prinsipnya setiap yang menjadi bagian dari Polrestabes Medan harus saling mengisi. Kita harus bisa saling mengisi. Kalau ada yang kurang sampaikan saja. Agar kita saling menguatkan,” harapnya. (Red)