MEDAN (HARIANSTAR.COM) – IHSG berbalik melemah pada sesi perdagangan kedua ditutup turun 0.65% di level 7.094,602. Selama sesi perdagangan berlangsung, IHSG sempat menyentuh level tertingginya di posisi 7.202.
Koreksi yang terjadi pada IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh faktor teknikal, memanfaatkan penguatan IHSG sebelumnya. Sementara itu, mayoritas bursa di Asia diperdagangkan menguat pada perdagangan hari ini.
“Penguatan pada bursa di Asia lebih didominasi oleh kebijakan Bank Sentral China yang menurunkan bunga pinjaman, sebagai bagian dari upaya untuk mengakselerasi ekonomi China. Pelemahan IHSG pada perdagangan hari ini juga bertolak belakang dengan mata uang Rupiah, yang justru ditutup menguat di level 16.410 per US Dolar. Penguatan Rupiah juga memanfaatkan momen dimana US Dolar tidak mendapatkan topangan dari imbal hasil US Treasury dan USD Index yang alami tekanan, ” ungkap Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumut di Medan, Rabu (21/5) pagi.
Dikatakannya, Pasar keuangan selama sesi perdagangan berlangsung tidak banyak didampingi dengan agenda fundamental ekonomi. Pelaku pasar banyak mengambil sikap wait and see jelang kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia, berikut pidato Gubernur Bank Sentral Indonesia pada perdagangan besok. Pertimbangan kedepan adalah kemungkinan penurunan bunga acuan yang akan di ambil oleh BI, ujar Gunawan.
Sejauh ini, lanjutnya realisasi laju tekanan inflasi di tanah air memungkinkan untuk penurunan bunga acuan dari posisi 5.75%. Walaupun dari sisi nilai tukar rupiah terhadap US Dolar menjadi pertimbangan khusus, terlebih US Dolar belakangan ini mendapatkan topangan dari sikap The FED yang bernada Hawkish.
Terpisah harga emas ditransaksikan menguat ke lvel $2.327 per ons troy, atau sekitar 1.7 juta per gram, pungkasnya. (Abi)