PADANG (HARIANSTAR.COM) – Sebagai upaya konkret mendukung transformasi ekonomi di wilayah Sumatera, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat menyelenggarakan 6th Sumatranomics Annual Conference 2025 dengan tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Sumatera dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan.”
Kegiatan yang digelar di Padang ini merupakan hasil kolaborasi seluruh KPw BI di wilayah Sumatera bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Medan dan Padang. Tujuannya adalah membangun pemahaman atas isu strategis perekonomian Sumatera sekaligus memperkuat ekosistem riset, inovasi, dan pengembangan ide-ide kebijakan untuk mendukung penguatan ekonomi daerah dan program Asta Cita Pemerintah.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Dr. Rudy Brando Hutabarat, menekankan pentingnya integrasi ekonomi wilayah Sumatera sebagai kunci keberhasilan transformasi struktural.
Menurutnya, terdapat tiga langkah penting untuk mendorong transformasi ekonomi Sumatera.
“Pertama, perlu dilakukan transformasi pada struktur ekonomi, daya saing, dan inklusivitas (EDI) guna mengembalikan kejayaan Sumatera sebagai pusat perdagangan global dan regional. Kedua, dibutuhkan integrasi dan kolaborasi antara industri dan perdagangan (PIN) untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi berbasis economies of scale yang efisien dan produktif. Ketiga, rekomendasi strategis hasil karya ilmiah pemenang Call for Paper dapat dijadikan rujukan dalam merumuskan kebijakan implementatif yang konkret,” ujar Rudy Brando.
Konferensi yang dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat Moh. Abdul Majid Ikram, Staf Ahli Gubernur Sumatera Barat Syaiful Bahri, pengurus ISEI Medan dan Padang, serta perwakilan pemerintah daerah dan asosiasi usaha itu, juga menghadirkan sejumlah pakar ekonomi nasional sebagai panelis.
Dalam sesi panel bertema Integrasi Perdagangan dan Industri di Wilayah Sumatera, Fithra Faisal, Ph.D. (Universitas Indonesia) menyoroti pentingnya integrasi perdagangan berbasis industrialisasi untuk mendorong peningkatan ekspor bernilai tambah dan keterlibatan Sumatera dalam rantai nilai global.
“Dengan dukungan kebijakan perdagangan, infrastruktur, dan investasi yang terkoordinasi, Sumatera dapat beralih dari basis ekspor komoditas primer menuju hub manufaktur dan konektivitas regional ASEAN yang kompetitif,” katanya.
Sementara itu, Maman Setiawan, Ph.D. (Universitas Padjadjaran) menegaskan pentingnya industrialisasi, hilirisasi, dan aglomerasi industri dalam memperkuat efisiensi dan produktivitas antarwilayah.
“Struktur industri yang lebih kompetitif dan lingkungan bisnis yang kondusif akan mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing regional secara berkelanjutan,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, panitia juga memberikan penghargaan kepada 10 karya ilmiah terbaik dari kategori umum dan mahasiswa dalam ajang Call for Paper 6th Sumatranomics 2025.
Dari hasil karya ilmiah tersebut, dirumuskan tiga rekomendasi strategis, yakni:
-
Pentingnya kebijakan ekonomi yang disesuaikan dengan karakteristik daerah, mencakup struktur ekonomi, kondisi geografis, dan sumber daya manusia.
-
Perluasan infrastruktur konektivitas antarwilayah sebagai modal utama integrasi ekonomi Sumatera dan penguatan aglomerasi industri.
-
Penguatan pemetaan potensi dan tantangan daerah untuk mendukung integrasi perdagangan dan industri yang lebih solid.
Dengan terselenggaranya 6th Sumatranomics Annual Conference 2025, Bank Indonesia berharap hasil diskusi dan rekomendasi akademik yang dihasilkan dapat menjadi masukan strategis dalam mempercepat transformasi ekonomi Sumatera menuju pertumbuhan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. (RED)




























