MEDAN – Di tengah derasnya guyuran hujan dan genangan banjir, Wakil Ketua DPRD Kota Medan Zulkarnaen SKM kembali meninjau kawasan Pintu Tol Bandar Selamat, Jalan Letda Sujono, Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Senin (28/4/2025) sore.
Turut mendampingi Camat Medan Tembung Pandapotan Ritonga, Sekretaris Kecamatan Prananda, Lurah Bandar Selamat Tongku Panusanan dan Kepling 7 Bandar Selamat Supriadi.
Kunjungan tersebut bentuk kepedulian serta keseriusan Zulkarnaen menyikapi persoalan banjir dan kemacetan yang sudah puluhan tahun terjadi di sekitar kawasan Pintu Tol Bandar Selamat ini.
“Kita ingin mencari solusi ideal dan paling pas untuk mengatasi banjir dan macet di kawasan Bandar Selamat. Karena sudah banyak sekali keluhan warga, baik saat reses maupun ketika sosialisasi perda,” ujarnya.
Sebelumnya, Zulkarnaen juga telah melakukan survei dan Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kota Medan bersama pihak-pihak terkait dalam penanganan permasalahan kawasan tersebut.
Politisi Partai Gerindra ini terus berupaya mencari terobosan-terobosan baru dan masukan-masukan yang dapat menjadi solusi untuk masalah tersebut.
Apalagi, selain masalah Jl Letda Sujono yang tergenang banjir hingga kerap menyebabkan kemacetan panjang, tidak maksimalnya drainase juga berdampak pada ratusan rumah yang berada di dua kelurahan, yakni Kelurahan Bantan dan Kelurahan Bandar Selamat. Sebagian rumah warga tergenang banjir dan aktifitas terganggu.
Tiba di lokasi, rombongan Zulkarnaen sempat terhambat kemacetan panjang di simpang pintu masuk – keluar Tol Bandar Selamat dan Belmera Amplas.
Kemacetan terjadi karena sebagian besar ruas jalan, terutama depan SPBU, sekolah Budi Kesatria hingga pintu keluar tol Belmera, tergenang banjir. Tidak adanya traffic light di persimpangan makin memperparah kemacetan. Terlihat belasan ‘Pak Ogah’ berupaya mengatur lalu lintas mengurai kemacetan.
Dalam kunjungan sore itu, Zulkarnaen menemukan bahwa semakin mengecilnya drainase bagian ujung yang berada di dalam kawasan tol, menjadi salah satu penyebab lambatnya debit air berkurang ketika hujan.
Temuan itu diperoleh dari penelusuran langsung setelah menerima informasi dari pihak kecamatan dan kelurahan.
“Air drainase ini mengalir ke mana?,” tanya Zulkarnaen ke Camat Medan Tembung Pandapotan Ritonga.
Pandapotan pun menjelaskan bahwa drainase Letda Sujono mengarah ke parit sisi jalan tol. Namun di ujung parit, berbelok arah ke sisi seberang tol, ke kawasan kebun coklat dan pohon jati, yang sebagian masuk daerah Kabupaten Deli Serdang.
Menerima informasi ini, Zulkarnaen dengan berjalan kaki kemudian menyusuri sepanjang 1 kilometer drainase mulai dari simpang Letda Sujono hingga masuk ke kawasan tol Bandar Selamat arah Belawan.
Saat menyusuri drainase di sisi jalan tol tersebut, Zulkarnaen menemukan bahwa semakin ke ujung, lebar parit semakin mengecil dan terdapat banyak tumpukan sampah.
Kondisi ini diperparah, karena di lokasi ujung ini parit kemudian berbelok ke seberang tol arah kebun coklat dan pohon jati.
Mirisnya, saluran air dari arah Kantor Camat Medan Tembung Jl Kapten Jamil Lubis juga mengalir ke ujung parit ini. Namun karena saluran air dari arah Jl Kapten Jamil Lubis terhalang tembok Jasa Marga, membuat kawasan jalan tersebut selalu menjadi langganan banjir saat hujan.
Informasi pihak kecamatan, kondisi parit yang mengecil dan berbelok arah ini, tidak mampu menampung debit air dari arah Jl Letda Sujono.
“Terjadi antrian air, karena debit air dari arah Jl Letda Sujono besar sedangkan kondisi parit ke arah sini semakin kecil,” beber Kepling 7 Bandar Selamat Supriadi.
Dari temuan itu, Zulkarnaen menyimpulkan kondisi drainase di sisi tol perlu pelebaran agar air dari arah Jl Letda Sujono dapat mengalir lancar.
Dari lokasi tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Medan ini kemudian menyeberang ke sisi lain tol. Di sini, ia meninjau kondisi alur air yang mengalir dari jalan tol ke arah kebun coklat dan pohon jati.
Warga yang turut mendampingi membeberkan bahwa sejak maraknya pembangunan di arah kawasan sungai Tembung – Deli Serdang, arus air drainase dari jalan tol ke arah sungai Tembung terkendala dan tidak selancar dulu ketika debit air besar.
Banyaknya sampah di sepanjang jalur drainase menuju sungai Tembung, juga diduga menjadi biang kerok tidak mulusnya air mengalir.
Merespon temuan ini, Zulkarnaen berjanji akan kembali berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Jasa Marga selaku pengelola tol.
“Persoalan drainase ini akan kita koordinasikan kembali dengan pihak-pihak terkait. Kalau kita lihat tadi, drainase dari arah Letda Sujono hingga ke tol semakin kecil dan tidak mampu menampung debit air besar saat curah hujan tinggi. Sehingga aliran air tidak lancar, terjadi antrian air dari depan,” ujar Zulkarnaen.
Sementara terkait kemacetan Jl Letda Sujono kawasan depan pintu tol, ia menjelaskan telah berkoordinasi dengan pihak Satlantas Polrestabes Medan dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak Satlantas Polrestabes Medan dan Dishub untuk mengurai kemacetan. Kemudian kedepannya akan ada rekayasa jalan serta perobohan median jalan agar lalu lintas lancar,” tutupnya. (Red)