ASAHAN (HARIANSTAR.COM) – Meski telah dilaporkan sejak 21 Mei 2025 lalu ke Mapolres Asahan, penanganan kasus dugaan tindak pidana kekerasan seksual atau persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang diduga dilakukan oleh pria berinisial WAG, warga Kabupaten Batu Bara, terkesan mandek atau berjalan di tempat.
Pihak keluarga korban menyampaikan kekecewaannya terhadap lambannya penanganan perkara ini oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Asahan.
“Dalam hal ini, kami dari pihak keluarga korban meminta kepastian dan kejelasan hukum atas kasus dugaan persetubuhan yang menimpa Bunga (16), yang usianya masih di bawah umur,” ujar Surya, keluarga korban, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Selasa (10/6).
Surya mengatakan, keluarga meyakini bahwa Bunga telah menjadi korban tindak pidana persetubuhan yang diduga dilakukan oleh WAG. Dugaan tersebut, menurutnya, diperkuat dengan hasil visum dari tim medis.
Lebih lanjut, Surya menyebut bahwa kasus ini telah dilaporkan secara resmi ke Mapolres Asahan dengan nomor laporan STTLP/B/390/V/2025/SPKT/Polres Asahan/Polda Sumatera Utara, tertanggal 21 Mei 2025.
“Namun hingga kini, terduga pelaku belum juga diamankan oleh pihak Polres Asahan. Selain itu, kami juga belum mendapatkan informasi lanjutan terkait perkembangan kasus ini. Apa karena kami orang susah, ya, Bang? Sehingga penanganannya terkesan lamban atau jalan di tempat,” ucap Surya dengan nada sedih.
Ia berharap pihak kepolisian segera memproses perkara ini dan menangkap terduga pelaku.
“Agar kami bisa mendapatkan keadilan, Bang,” tambahnya.
Secara terpisah, Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, melalui Kanit PPA Ipda Dedi Damanik, belum memberikan keterangan secara rinci saat dimintai konfirmasi oleh wartawan.
“Baik, Bang. Sebentar saya cek ke penyidiknya,” tulis Dedi singkat melalui pesan. (DED)