NIAS SELATAN (HARIANSTAR) – Terkait penganiayaan terhadap seorang mahasiswa Institut Sains dan teknologi TD. Pardede (ISTP) secara brutal oleh Sekelompok Massa di dalam Kampus Yayasan Darma Agung, Jalan Dr TD Pardede, Medan, Jumat (11/4/2025).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Duhu Manjai Halawa, SH.MH meminta pihak Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) wilayah Polrestabes Medan agar segera melakukan penangkapan terhadap para pelaku.
“Saya mewakili masyarakat Nias Selatan mengharapkan kepada bapak Kapoldasu untuk memerintahkan personilnya melakukan penangkapan terhadap sekelompok massa yang melakukan penganiayaan mahasiswa secara brutal di dalam Kampus,” tegas Duhu Manjai Halawa kepada harian star, di gedung DPRD Nisel, Teluk Dalam, Senin (14/04-2025).
Politisi Partai PDI Perjuangan tersebut juga mengharapkan kepada masyarakat yang tergabung dalam Organisasi Pemuda khususnya suku Nias yang berada di Medan agar jangan sampai terpancing gesekan lanjutan, baik antar mahasiswa maupun dengan kelompok warga yang melakukan penganiayaan brutal terhadap korban, Wendi Putra Halawa (20) warga asal Desa Susua, Kecamatan Ulususua, Kabupaten Nias Selatan, Sumut.
“Saya mengharapkan masyarakat atau Pemuda khususnya suku kita Nias di Medan dan mahasiswa agar menahan di menahan diri, jangan terpancing emosi. Kita serahkan sepenuhnya kepada pihak penegak hukum. Kami yakin dan percaya pada bapak Kapoldasu, Irjen. Pol. Whisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H dan jajarannya dapat segera menuntaskan kasus ini agar tidak terjadi hal-hal serupa di masa mendatang demi terciptanya rasa aman dan kondusif di lingkungan akademik,” tandas Duhu Manjai Halawa yang juga merupakan mantan pengacara tersebut.
Diketahui sebelumnya, peristiwa penganiayaan terhadap korban bermula saat sedang menyaksikan pertandingan Futsal di Lapangan Kampus ISTP yang merupakan bagian dari Yayasan Perguruan Darma Agung. Secara tiba-tiba, tiga orang tak dikenal masuk dengan tergesa-gesa sambil membawa senjata tajam bentuk Kelewang dan Parang.
Beberapa menit kemudian, kericuhan meluas karena massa yang masuk ke lingkungan kampus semakin banyak. Akibat penyerangan mendadak tersebut, para pemain dan penonton panik serta berlarian menyelamatkan diri.
Melihat kejadian itu, korban mencoba menghindar ke luar kampus. Namun, justru menjadi sasaran pengeroyokan secara brutal oleh sekelompok massa. Ia dipukul, diseret, dijambak, dan dipukuli tanpa perikemanusiaan hingga kemudian dibawa kembali ke dalam kampus dan terus disiksa hingga tak berdaya.
Mendapat informasi peristiwa itu, pihak keamanan dari Polsek Medan Baru tiba di lokasi bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas, kepling, dan Satpol PP dari kelurahan untuk membubarkan massa dan menenangkan situasi. Selanjutnya, korban dibawa oleh pihak kepolisian ke Rumah Sakit guna mendapatkan perawatan medis. (FBL)