DELI SERDANG (HARIANSTAR.COM) – Sidang dengan agenda pembacaan pledoi atau nota pembelaan terdakwa AKBP (Purn) Bulmar Pasaribu, warga Jalan Kolam Renang No. 60, Kelurahan Gundaling I, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, ditunda oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lubuk Pakam yang bersidang di Pancur Batu, Selasa (11/11/2025).
Penundaan dilakukan karena terdakwa, yang merupakan pengemudi mobil Fortuner BK 1158 AG dalam kasus kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang pejalan kaki di Pancur Batu, dikabarkan tengah sakit dan menjalani perawatan di RSU Amanda Berastagi, Kabupaten Karo.
“Kita memang menerima surat keterangan dari pihak rumah sakit yang menjelaskan bahwa terdakwa Bulmar Pasaribu sedang sakit dan dirawat. Hasil laboratorium juga sudah disampaikan,” ujar Jaksa Penuntut Umum (JPU) Tantra, SH, saat ditemui wartawan usai sidang.
Tantra menambahkan, pihak keluarga korban dipersilakan untuk memastikan kondisi terdakwa di rumah sakit tersebut.
Sebelumnya, pada persidangan Selasa (4/11/2025), JPU Tantra, SH, menuntut terdakwa hukuman 2 tahun penjara dan denda Rp10 juta subsider 3 bulan kurungan. Tuntutan itu dibacakan di hadapan Majelis Hakim yang dipimpin Dewi Andriani, SH.
Dalam tuntutannya, JPU menyatakan terdakwa terbukti melanggar Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang mengatur bahwa pengemudi kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya menyebabkan orang lain meninggal dunia dapat dipidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp12 juta.
Sementara itu, Benteng Ginting, suami korban almarhumah Pedah br Bukit, berharap majelis hakim bersikap profesional dan menegakkan keadilan dalam perkara ini.
“Kami berharap majelis hakim tidak menjatuhkan hukuman ringan hanya karena ada iming-iming dari pihak terdakwa. Apalagi, sampai saat ini tidak ada perdamaian dengan pihak keluarga korban,” tegas Benteng Ginting.
Ia juga meminta agar pada sidang putusan nanti, majelis hakim memerintahkan jaksa untuk menahan terdakwa agar menimbulkan efek jera.




























