MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Trend gaya hidup sehat terus populer khususnya pasca Covid-19, banyak orang mulai sadar pentingnya mengkonsusmsi real food atau bahan-bahan alami.
Mengingat bahan alami, tak bisa dipungkiri bahwa Jamu dan Ayurveda selalu hadir dalam benak. Dua warisan yang tumbuh dari pelukan alam, keduanya bukan sekedar warisan leluhur, tetapi juga simbol bagaimana manusia merawat diri dengan menyatu bersama alam.
Meski berasal dari dua negara berbeda, Ayurveda dari India dan Jamu dari Indonesia memiliki banyak kesamaan. Keduanya kini naik daun dan semakin dilirik dunia seiring meningkatnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya pengobatan alami dan hidup sehat.
Akademisi USU, Dr Dewi Pertiwi S.Farm, M.Si, Apt menyampaikan meski memiliki perbedaan mendasar, Ayurveda dan Jamu memiliki kesamaan karena sama-sama memanfaatkan bahan dari alam.
“Perbedaan dasarnya itu, kalau jamu identik dari bahan alam khususnya tumbuhan dan berbentuk ramuan untuk pemeliharaan kesehatan. Kalau ayurveda lebih luas yah, fisik iya spritual iya,” ujarnya Dewi saat menjadi pembicara dalam acara Ayurveda Day 2025 di Aula Fakultas Farmasi USU beberapa hari lalu.
Disampaikan Dewi, selain menggunakan beberapa jenis tumbuhan yang sama, salah satu bagian dari Ayurveda yakni Yoga juga banyak diminati di Indonesia. Ia pun berharap perayaan Ayurveda yang diisi dengan edukasi bagi siswa SMK dan mahasiswa jurusan farmasi bisa mendorong lahirnya produk-produk unggul dari bahan alami yang lebih baik.
“Banyak kekayaan alam di Indonesia tapi eksplorasinya tidak terlalu dalam, masih kulit-kulit saja. Jadi perayaan Ayurveda ini bisa berbagi pengalaman dan informasi sehingga ke depan generasi penerus ini semangat meneliti, kerjasama dengan India sehingga dapat reseaerch data yang menunjang kita buah produk unggul yang lebih baik lagi,” harapnya.
Acara ini juga dihadiri Prof. Dr. Sumit Naithani, pakar Ayurveda dari National Institute of Ayurveda, Jaipur yang secara khusus dinominasikan oleh Kementerian Ayush, Pemerintah India untuk acara ini. Prof Sumit Naithani membuka sesi dengan presentasi menarik berjudul “Ayurveda: The Science of Life”, yang menekankan pendekatan holistik Ayurveda terhadap kesehatan preventif, promotif, dan kuratif.
Ayurveda untuk Masyarakat dan Planet
Konsul Jenderal India di Medan Ravi Shanker Goel dalam acara yang sama menjelaskan pentingnya perayaan Ayurveda. Tema perayaan tahun ini “Ayurveda untuk Masyarakat dan Planet” diharap mampu mempromosikan Ayurveda sebagai sistem kesehatan dan kebugaran yang holistik.

“Tahun ini menandai tonggak penting karena Hari Ayurveda selanjutnya akan diperingati setiap tahun pada tanggal 23 September, bertepatan dengan ekuinoks musim gugur, ketika siang dan malam hampir sama panjang. Keseimbangan alami ini mencerminkan filosofi Ayurveda tentang harmoni antara pikiran, tubuh, dan lingkungan,” ujarnya.
Kesempatan itu, Ravi Shanker Goel menekankan kerja sama yang sedang berlangsung antara India dan Indonesia di bidang pengobatan tradisional, berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penjaminan Mutu Pengobatan Tradisional antara Komisi Farmakope untuk Pengobatan India & Homeopati, Kementerian Ayush, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
“Januari 2025, Bapak Prabowo ke India sebagai Tamu Kehormatan pada perayaan Hari Republik India, Dalam MoU yang disepakati berisi tentang kolaborasi dalam kerangka regulasi, pembangunan kapasitas, pertukaran teknis, dan partisipasi bersama dalam acara internasional. Kemitraan ini mencerminkan pengakuan yang semakin meningkat terhadap relevansi global pengobatan tradisional, dengan kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan standar kualitas, aksesibilitas, dan keberlanjutan di sektor ini,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan yang sudah tahun kedua Bersama Fakultas Farmasi USU ini mampu mendorong kerja sama lebih erat dan sejalan dengan Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani. “Ketentuan utama dalam MoU ini mencakup pertukaran informasi dan keahlian mengenai ketentuan regulasi untuk pengobatan tradisional, inisiatif peningkatan kapasitas seperti seminar, lokakarya, dan program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan professional,” katanya.
“Selain itu akan ada kunjungan teknis untuk memfasilitasi pemahaman mengenai proses regulasi di kedua negara dan lainnya. Acara hari ini memenuhi arahan yang tercantum dalam MoU ini dan memberikan wujud nyata kerja sama antara para ahli pengobatan tradisional, akademisi dari departemen farmasi berbagai universitas, mahasiswa, dan industry,” tutupnya. (RED)