TEHERAN (HARIANSTAR.COM) – Tindakan Israel yang menewaskan puluhan orang di Lebanon menimbulkan kecaman keras dari Iran.
Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras serangan udara mematikan rezim Israel di Lebanon Timur.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei mengutuk serangan kriminal hari Selasa yang dilakukan rezim Zionis di wilayah utara Beqaa, Baalbek, dan Hermel di Lebanon. Peristiwa ini mengakibatkan tewasnya dan terlukanya 24 warga negara Lebanon dan pengungsi Suriah di wilayah tersebut.
Juru bicara itu juga mengecam meningkatnya agresi militer oleh rezim Zionis terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan nasional Lebanon serta terbunuhnya warga negara Lebanon di berbagai wilayah negara tersebut.
Ia mengecam sikap tidak bertindak dan diamnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait agresi dan kejahatan ini sebagai tindakan yang memalukan dan tidak dapat dibenarkan.
Baqaei menegaskan, perlawanan dan pembelaan terhadap agresi merupakan hak asasi setiap bangsa dan penjamin martabat nasionalnya.
Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk lima pejuang Hizbullah, di Lebanon timur pada hari Selasa. Delapan orang lainnya terluka dalam serangan Israel yang menghantam wilayah Wadi Fara di Lembah Bekaa utara, termasuk sebuah kamp pengungsi Suriah.
Baghaei menekankan perlunya negara-negara di kawasan dan dunia Islam untuk memperhatikan perlunya menghentikan pelanggaran hukum dan kejahatan rezim Israel, termasuk genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza dan serangan berkelanjutannya terhadap Suriah dan Lebanon.
Ia juga mencatat tanggung jawab masyarakat internasional untuk mencegah berlanjutnya pelanggaran berat hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh rezim Tel Aviv.
Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara terhadap posisi rezim pimpinan HTS Suriah di provinsi selatan Sweida pada hari Selasa (15/7), dalam tindakan agresi lain yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas kawasan.
Militer Israel juga telah menewaskan lebih dari 50 warga Palestina di Gaza sejak Selasa dini hari ketika ribuan warga sipil melarikan diri dari wilayah utara yang terkepung setelah Israel mengancam akan menyerang zona pertempuran. (Sumnerb: Tasnim dan Islamtimes)