MEDAN (HARIANSTAR.COM)– Belakangan ini kita tengah dihebohkan dengan krisis beras yang melanda Jepang, yang memaksa negeri sakura tersebut mengimpor beras dari korea selatan.
Hal yang sama jugta terjadi dengan Malaysia, yang melobi Indonesia untuk mengekspor beras ke Malaysia.
“Permintaan Malaysia tersebut ditolak oleh Menteri Pertanian, kebijakan yang dinilai sangat tepat di situasi seperti sekarang, “ujar Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumut di Medan, Kamis (24/4) siang.
Terpisah, lanjutnya, Sumut justru sudah melewati masa panen raya dan lebih banyak mengandalkan beras cadangan yang dimiliki petani dalam bentuk GKG (gabah kering giling).
Hanya sebagian kecil wilayah Sumut yang masih melakukan panen padi. Dan wilayah ini umumnya merupakan wilayah tadah hujan yang memang tidak bisa diupayakan bersamaan saat melakukan panen maupun bercocok tanam, katanya.
Disebutkan Gunawan, saat bahan baku menipis atau habis, pemilik kilang akan mencari bahan baku dari wilayah lainnya.
Sejauh ini, wilayah aceh sangat potensial memasok bahan baku gabah untuk dikirim ke wilayah Sumut. Pemilik kilang saat ini mendapatkan harga gabah (GKP) sekitar 6.700 per Kg dari Aceh. Yang kalau dikirim hingga ke wilayah Sumut harga menjadi 6.900 hingga 7.000 per Kg, jelas Gunawan.
Saat ini, harga pasaran gabah kering di wilayah Sumut khususnya deli Serdang sekitar 8.200 per Kg. Atau tidak banyak berubah dibandingkan dengan posisi di awal bulan April ini.
Harga gabah yang stabil dan bertahan mahal menunjukan bahwa harga beras kemungkinan juga akan stabil dalam jangka pendek. Dan kebijakan pemerintah yang menetapkan harga pembelian di level petani sebesar 6.500 per Kg untuk GKP juga turut mendorong tingginya harga gabah belakangan ini, imbuhnya.
Gunawan menambahkan, sejauh ini dari pemantauan melalui PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis) Sumut, harga beras mdium ditransaksikan dalam rentang 14.000 hingga 14.350 per Kg untuk kualitas medium.
Masih lebih murah dibandingkan dengan harga keeknomiannya yang bisa mencapai 16 ribu per Kg, jika mengacu konversi GKG di harga 8 ribuan per Kg. Harga beras memang terpantau sedikit mengalami kenaikan jika dilihat mengacu kepada PIHPS, tambahnya.
Walaupun masih dalam rentang kenaikan yang terkendali. Namun pemerintah Sumut harus berhati-hati dengan krisis beras yang terjadi di negara tetangga.
Di sebagian wilayah tanah air saat ini juga tengah memasuki musim panen. Pasokan beras dinilai masih mumpuni hingga musim panen selanjutnya. Namun bukan sepenuhnya harga akan mampu bertahan di level saat ini. Terlebih sebagian kecil kebutuhan beras nasional juga didatangkan dengan cara diimpor, tutup Gunawan. (Abi)