MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara mencatat bahwa sektor perbankan dan ekonomi di Sumatera Utara tetap menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun 2024. Perekonomian Sumut tumbuh sebesar 5,03 persen, meningkat dibandingkan 5,01 persen pada tahun sebelumnya.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera yang tercatat 4,45 persen, dan setara dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,03 persen.
Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumut didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga, meskipun menghadapi tantangan dari melemahnya permintaan global.
“Inflasi tetap terkendali, dengan tingkat inflasi inti naik sedikit menjadi 2,48 persen pada Februari 2025. Pemerintah juga telah meluncurkan program makanan gratis bagi anak-anak dan ibu hamil guna mengatasi masalah malnutrisi,” ujar Khoirul dalam acara Buka Bersama Media di Menara Bank Mandiri, Medan, Senin (10/3/2025).
Dari sisi pengeluaran, ekspor, investasi, dan konsumsi pemerintah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sumut. Peningkatan ekspor sejalan dengan kenaikan harga komoditas unggulan seperti kelapa sawit (CPO), karet, dan kopi di pasar global. Selain itu, investasi di sektor perkebunan mengalami akselerasi, didorong oleh realisasi belanja pemerintah daerah yang meningkat serta berbagai agenda nasional seperti Pemilu Presiden, Pilkada serentak, dan PON XXI.
Sementara itu, sektor pertanian dan konstruksi menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Sumut, seiring dengan kuatnya ekspor kelapa sawit dan percepatan pembangunan infrastruktur. Sektor transportasi dan pergudangan juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat. Namun, sektor industri mengalami perlambatan akibat melemahnya aktivitas manufaktur di negara mitra dagang utama.
Di sektor jasa keuangan, OJK mencatat bahwa penyaluran kredit terus mengalami peningkatan, dengan tingkat risiko kredit tetap terjaga pada level non-performing loan (NPL) yang rendah. “Kredit produktif mengalami akselerasi yang tinggi dalam empat bulan terakhir tahun 2024. Ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan pelaku usaha dalam melakukan ekspansi bisnis serta dukungan perbankan yang lebih kuat terhadap sektor-sektor produktif,” jelas Khoirul.
Untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, OJK mendukung penuh program prioritas pembangunan yang dicanangkan oleh Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution.
“Kami telah menyusun berbagai program strategis untuk memastikan sektor keuangan berperan aktif dalam menyukseskan agenda pembangunan Sumut. Ini termasuk peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM, mendorong literasi dan inklusi keuangan di sektor pertanian dan pangan, serta memperkuat sinergi antara lembaga keuangan dengan proyek infrastruktur dan digitalisasi ekonomi,” tambahnya.
Selain itu, OJK juga berkomitmen memperluas cakupan layanan keuangan guna mendukung pencapaian Universal Health Coverage (UHC) melalui program asuransi kesehatan berbasis inklusi keuangan. OJK juga mendorong inovasi keuangan hijau guna mendukung visi Sumut sebagai pusat bio-industri dan pariwisata global.
“Kami memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga merata dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat di seluruh kabupaten/kota di provinsi ini,” pungkas Khoirul Muttaqien. (RED)