DELI SERDANG (HARIANSTAR.COM) – “Mak’e, Yah, maafin mas ya….” Sepenggal kalimat ini ditulis oleh ZCR (20), mahasiswa semester IV di salah satu perguruan tinggi di Lubuk Pakam, sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan seutas tali yang dipasang di kamar mandi Kos Mumtaz, Jalan Thamrin, No.3, Kecamatan Lubuk Pakam.
Korban yang merupakan warga Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) itu pertama kali ditemukan teman kuliahnya yang tinggal di kos-kosan tersebut, Selasa (22/7/2025) malam, sekira pukul 19.30 WIB.
Kejadian itu pun sontak membuat pemilik dan penghuni kos serta warga sekitar geger. Apalagi, kos tersebut berdekatan dengan kafe mie Aceh dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Amri Tambunan.
Pemilik Kos Mumtaz, Nani Fitriana yang dikonfirmasi wartawan di lokasi kejadian menceritakan, penemuan jasad korban itu berawal ketika orang tua korban berulang kali menghubungi telepon seluler (ponsel) korban, namun tak kunjung menjawab panggilan.
Setelah dua hari, orang tua korban menghubungi teman kuliah korban yang sama-sama tinggal di kos-kosan tersebut, meminta tolong untuk menemui korban di kamar kosnya.
Lantas, temannya itu ke kamar korban. Namun, alangkah terkejutnya dia melihat korban sudah tak bernyawa dalam kondisi tergantung di kamar mandi. Seketika itu, teman korban memberitahukannya ke pemilik kos. Selanjutnya, pemilik kos memberitahukan peristiwa nahas tersebut ke pihak kepolisian.
“Sudah dua hari orang tuanya (korban) nelponi tapi tak diangkat angkat. Temannya yang buka pintu kos, memang nggak terkunci pintunya. Temannya itu langsung menghubungi saya, kemudian kami menghubungi pihak kepolisian” kata pemilik kos, Nani Fitriana.
Di kamar tersebut ditemukan surat wasiat yang diduga ditulis korban sebelum mengkahiri hidupnya.
“Ada surat wasiat, tulisannya kalau tidak salah, papa jangan sering marahin mama. Informasinya karena orang tuanya sering cekcok. Soal keluarga gitulah. Kalau ZCR (korban) ini baik orangnya. Dia kos sekitar lima bulan dan bayar kos selalu lancar. Saya tidak pernah lihat dia bermasalah gitu. Anaknya baik kalau pulang kuliah selalu negur saya. Ramah anaknya,” tutur Nani Fitriana.
Nani menyebutkan, orang tua korban sudah datang dan tampak shock ketika melihat korban sudah tak bernyawa.
“Sudah datang orang tuanya. Jerit, nangis dan shock melihat anaknya meninggal seperti itu. Mayatnya tadi dibawa ambulance, katanya mau diautopsi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan,” sebut Nani.
Teman-teman kuliah korban juga langsung berdatangan ke lokasi kejadian. “Adik kelas kami. Infonya masalah keluarga, orang tuanya katanya broken home dan katanya dia diputusin pacarnya. Kami beda jurusan,” sebut para mahasiswa yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Kapolsek Lubuk Pakam, AKP Rusdi kepada wartawan menerangkan, korban gantung diri menggunakan tali timba warna hijau Army yang terikat di kusen pintu kamar mandi kos yang ditinggalinya.
“Para saksi (penghuni kos) terakhir kali melihat korban, hari Kamis, tanggal 17 Juli 2025 di kampus. Korban diketahui merupakan seorang dengan pendirian yang tertutup,” kata Rusdi.
Dari lokasi kejadian, petugas menyita sejumlah barang bukti, di antaranya satu unit laptop merek Asus warna hitam, satu unit handphone, kartu tanda penduduk (KTP) milik korban, sepucuk surat wasiat yang ditujukan kepada keluarga korban yang diduga ditulis korban sebelum gantung diri, tali timba warna hijau Army, dan pakaian korban. (red)