GUNUNGSITOLI (HARIANSTAR.COM) –Air bersih merupakan kebutuhan dasar dan hak setiap warga negara yang wajib disediakan oleh negara.
Dalam menjamin pengelolaan dan pelayanan air bersih dan air minum yang berkualitas dan terjangkau, pemerintah memastikan penyaluran air bersih sampai ke rumah warga melalui sistem air perpipaan. Penyediaan air bersih bagi masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sekaligus mendukung sanitasi yang baik.
Demikian juga halnya yang terjadi di Desa Dahana Tabaloho Kecamatan Gunungsitoli, dimana Pemerintah Kota Gunungsitoli melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang telah menganggarkan Proyek Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Kapasitas 2,5 L/DET, yang bersumber dari Dana DAK 2024 dengan nilai kontrak Rp1.395.136.000. Tujuan pelaksanaan proyek ini adalah terbangunnya sarana air bersih.
Pada awal pelaksanaan proyek ini, masyarakat sangat antusias dan menyambut dengan gembira karena ini yang dinanti nantikan oleh masyarakat terutama dalam penyediaan air bersih.
Setelah proyek ini selesai dikerjakan oleh rekanan pada bulan September 2024, apa yang diharapkan oleh masyarakat tidak sesuai dengan kenyataan. Sebagian masyarakat Desa Dahana Tabaloho sebagai sasaran penerima manfaat merasa sangat kecewa karena meteran yang telah dipasang di depan rumah tidak berfungsi sama sekali.
Beberapa warga masyarakat yang tidak mau disebut namanya merasa kesal menyatakan, sampai sekarang belum bisa menikmati air dari proyek yang menelan biaya milyaran rupiah. “Sudah beberapa kali kerugian negara dengan proyek pembangunan sumber air di tempat yang sama. Heran saja apa tidak jadi pembelajaran bagi Dinas PUTR,” ujar mereka, Senin (3/2/2025).
Berkaitan dengan kekecewaan masyarakat, maka awak Media Harian Star.com konfirmasi dengan Ir.Maimun Bangun ST sebagai PPK tentang keluhan masyarakat karena belum tersalurnya air ke sebagian penerima manfaat dan menyatakan bersabar karena masih ada alat yang perlu di pesan. Sampai kapan masyarakat bersabar bila hanya janji janji belaka atau menunggu sampai masa pemeliharaan selesai.
Menurut informasi masyarakat yang layak dipercaya bahwa ada sebagian pipa yang lama belum diganti dan ada kebocoran. Sehingga, walaupun pada musim hujan air tidak tersalur apalagi pada musim kemarau. Tidak mungkin pemerintah desa melaksanakan musyawarah desa dalam pengelolaan air ini sedangkan airnya belum semuanya sampai ke rumah warga.
Masyarakat Desa Dahana Tabaloho tetap berharap, agar proyek ini bisa berjalan baik dengan perbaikan perbaikan sehingga tidak menimbulkan kerugian masyarakat dan kerugian negara. (Anwar Harefa)