MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Tim media kecamatan, perangkat daerah, termasuk puskesmas, mendapat kesempatan istimewa.
Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, dan Ketua TP PKK, Airin Rico Waas, langsung menjadi pengampu mereka dalam Workshop Branding dan Fotografi untuk Media Sosial di Lingkungan Perangkat Daerah dan Kecamatan yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan, Rabu (30/7/2025).
Raut kaget dan kagum terpancar dari wajah sebagian besar peserta workshop. Mereka tidak menyangka, ternyata Rico Waas dan Airin Rico Waas sangat dekat dengan dunia desain grafis dan fotografi. Bahkan, Airin pernah menjadi editor foto profesional pada sebuah wedding organizer terkemuka di Indonesia.
“Fotografi itu seni. Seni menangkap cahaya, menangkap momen…” ucap Airin Rico Waas membuka pemaparannya.
Selanjutnya, bersama Rico Waas, Ketua TP PKK Medan ini berbagi pengalaman sebagai fotografer dan editor foto.
Rico dan Airin mengingatkan peserta bahwa sebuah foto haruslah bercerita. Mereka juga membawa peserta workshop pada pemahaman tentang unsur estetika, point of interest, dan pesan sosial dalam satu bingkai gambar. Semua itu disampaikan secara komunikatif dan diselingi canda.
Dalam workshop tersebut, Airin dan Rico Waas juga “membedah” karya-karya foto yang dihasilkan oleh para pegawai di lingkungan Pemko Medan, baik secara teknis maupun praktis. Salah satu foto yang dipuji adalah karya Hafizal Darus, Ketua Tim Bidang Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan.
Foto Hafizal Darus—yang biasa disapa Paul—mendokumentasikan peninjauan Rico Waas ke salah satu sekolah di Kecamatan Medan Belawan secara estetik dan bercerita. Dalam foto itu terlihat proses belajar mengajar, dan wajah Rico Waas tampak dari dinding kelas yang bolong.
Menurut Rico Waas, karya Paul tersebut berhasil menyampaikan pesan. Ia menyebutkan sedikitnya ada tiga pesan dalam foto itu.
“Yang pertama, kita lihat ada kegiatan belajar mengajar. Kedua, pesan tentang sarana dan prasarana yang rusak. Dan ketiga, saya ada di sana. Saya terlihat dari belakang, namun semua tahu itu saya.”
Pada bagian lain, Rico Waas dan Airin Rico Waas juga menekankan pentingnya proses editing. Editing, sebut Airin, memaksimalkan kekuatan foto serta menghilangkan hal-hal yang melemahkan dan tidak perlu ada.
“Dan semua harus diawali dengan konsep dan eksekusi yang tepat, sesuai dengan situasi,” pesan Airin Rico Waas.
Rico Waas menambahkan, proses editing membuat visual tampil optimal tanpa menghilangkan esensi cerita. Ia mencontohkan perbedaan hasil tangkapan kamera biasa dengan kamera profesional, serta bagaimana saturasi dan pencahayaan dapat mengangkat kualitas gambar.
“Gear itu nomor dua. Yang pertama adalah ide dan rasa. Tapi editing tetap penting untuk memperkuat atau menyederhanakan pesan visual,” jelasnya.
Airin Rico Waas juga mengingatkan peserta tentang hal-hal yang harus dihindari saat memotret pimpinan. Ia menekankan bahwa pimpinan adalah representasi dari lembaga. Karena itu, pemotret harus memperhatikan pencahayaan, ekspresi wajah, latar belakang, pose, dan kerapian.
“Hindari memotret dengan cahaya kuat dari belakang. Wajah akan tampak gelap dan tidak jelas. Solusinya, gunakan pencahayaan seimbang, posisikan cahaya dari depan atau samping.”
Ia juga mengingatkan untuk menghindari ekspresi wajah yang tidak natural dan menunggu momen dengan ekspresi alami. Selain itu, lanjutnya, latar belakang foto juga harus sesuai dengan konteks resmi dan menghindari benda-benda mencolok yang dapat mengalihkan perhatian dari objek utama.
Tidak hanya itu, Airin Rico Waas juga menekankan agar objek tidak terjebak dalam pose canggung dan kaku, serta memastikan pakaian rapi.
“Detail kecil membuat foto lebih profesional dan berwibawa,” pesannya. (Red)