Oleh : Muhammad Yunan Siregar
Wartawan : Harianstar.com
Kasus Orang Dengan HIV (ODHIV) di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara menyebutkan, secara kumulatif sejak 1994 sampai Maret 2024 sebanyak 27.047 kasus HiV. 16.031 kasusnya paling banyak ditemukan di Medan.
Sedangkan kasus baru bulan Januari sampai Maret 2024 sebanyak 831, paling banyak di Medan 416 orang. Kasus barunya paling banyak pada laki-laki sebanyak 690 dan perempuan 141 orang.
Sementara jumlah kasus baru atau temuan kasus baru ODHIV dari 831 orang, menurut kelompok umur bulan Januari sampai Maret 2024 yaitu usia 25 – 49 tahun sebanyak 65 persen dan usia 20 -24 tahun ada 173 kasus atau 21 persen. Berdasarkan data tersebut, masalah HIV banyak di usia produktif.
Berdasarkan fakor resiko jumlah kasus baru sejak bulan Januari sampai Maret 2024 dari jumlah tersebut diatas yaitu Lelaki Suka Lelaki (LSL atau Homoseksual) sebanyak 375 orang atau 45 persen dan Waria 20 orang atau 2,4 persen. Sedangkan penularan dari ibu ke anak ada 6 orang dengan usia dibawah 4 tahun.
Kepala Seksi P2PM (Penanggulangan Pencegahan Penyakit Menular) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dr. Hj. Nora Violita mengatakan, program Dinas Kesehatan Sumut dalam pencegahan HIV yaitu memperluas layanan HIV ke kabupaten/kota, melakukan tes HIV, melaksanakan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) yang saat ini di 30 kabupaten/kota.
“Tujuannya, supaya begitu seseorang terdiagnosa HIV bisa segera mendapat pengobatan ARV,” katanya.
Adapun untuk pelayanan tes HIV, sebutnya sebanyak 631 di 33 kabupaten/kota di Sumut.
Program lainnya, lanjut Nora yaitu melakukan tes viral load secara berkala pada ODHIV tiap 6 bulan, 12 bulan setiap tahunnya. Hal ini untuk.memantau dampak pengobatan HIV.
Namun, ia mengakui hambatan dalam menjalankan program tersebut masih adanya stigma dan diskriminasi pada ODHIV sehingga mereka enggan mengakses pengobatan.
Sementara pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sumatera Utara L. Marsudi Budi Utomo menyebutkan, jumlah kasus HIV di Sumatera Utara sejak 2006 sampai 2023 berdasarkan usia sebanyak 24.516 orang. Adapun kasus HIV di Medan sejak Januari 2007 sampai Desember 2023, HIV 10.328 orang dan AIDS sebanyak 3.965 orang..
“Di Medan, faktor resiko Heteroseksual sebanyak 4.559 kasus, Homoseksual 2.216 kasus dan Penasun 1.118 kasus dimana 900 orang sudah meninggal,” kata Marsudi yang biasa disapa Tom ini.
Untuk Provinsi Sumatera Utara sejak 2006 sampai 2023, data kasus IV/AIDS berdasarkan jenis kelamin yaitu laki laki HIV ada 12.602, AIDS 5.043. Perempuan yang HIV ada 5.489 dan AIDS 1.382. Total HIV 18.091 orang dan AIDS 6.425 orang atau sebanyak 24.516b orang.
Adapun berdasarkan faktor resiko Heteroseksual yang HIV 13.345 orang, AIDS 5.184 orang. Faktor Homoseksual (LSL) yang HIV 3.808 orang dan AIDS 311 orang.
Dari data tersebut, Tom juga mengakui kalau penyebab orang muda (uss produktif) kena HIV dari faktor LSL atau Homoseksual karena faktor yang paling beresiko.
“Dari data Galatea, LSL di Medan sekitar 5000 orang dan 30 persennya usia dibawah 24 tahun. Kalau mengenai usia 25 sampai 49 tahun atau usia produktif sebanyak 65 persen karena mungkin ada trend suka sama suka,” ujarnya.
Untuk penanggulangan HIV, Tom menilai masih kurangnya perhatian pemerintah atau kabupaten/kota sehingga masih tergantung kepada bantuan luar negeri. Pemerintah hanya menyediakan di Puskesmas, namun masih ada Puskesmas yang ruangan untuk konseling tidak tertutup atau di tempat terbuka. Sehingga ODHIV enggan mau terbuka. Tidak semua ODHIV mau ARV karena pendekatan konseling kurang memadainya ruangan yang ada.
Padahal tahun 2030 pemerintah mencanangkan Three Zero yaitu Zero infeksi baru HIV/aids, Zero kematian akibat HIV/AIDS dan Zero stigam/diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS.
Namun, hal itu sangat sulit atau mungkin tidak akan tercapai karena penularan tetap terjadi disebabkan belum maksimalnya perhatian pemerintah. Apalagi bila tidak adanya lagi bantuan dari luar negeri. Hal ini akan menjadi hambatan siapa yang akan menjadi pendamping ODHIV,.
Karenanya untuk mencegah terjadinya HIV terutama pada usia produktif pentingnya peran pemerintah dan peran keluarga.
Selain itu, perlunya di Kota Medan benar benar diterapkan Perda KPA Kota Medan nomor 1 Tahun 2012 tentang Pencegahan HIV di Pasal 10 yang bertujuan diaktifkannya kegiatan Promosi Kesehatanndi sekolah sekolah. Hal ini agar para siswa dan siswi mengetahui pencegahan HIV atau seks bebas dan memahami apa efek yang ditimbulkan.
Diberdayakannya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam mensosialisasikan program penanggulangan HIV atau program kesehatan. Pailing tidak memberikan pemahaman tentang alat reproduksi atau kesehatan reproduksi.
Namun, hal yang paling mendasar adalah pentingnya kedekatan orangtua dengan anak anaknya dalam setiap kesemapatn memberikan pemahaman kepada anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah HIV.
Saat ini, dengan kemajuan tehnologi informasi tidak dapat dipungkiri orangtua yang berkupul dengan anak anaknya terlihat asyik dengan Handphone nya masing masing. Jadi, menyebabkan kurangnya perhatian orangtua kepada anak.
“Sekitar 50 persen waktu anak di HP bukan dengan keluarga. Budaya kita tidak siap menghadapi kemajuan tehnologi atau kemajuan global,” ujar Tom.
Karena itu, pencegahan kasus HIV juga tidak terlepas dari peran keluarga dan pemerintah melalui program programnya.
Orangtua harus terbuka kepada anak anak tentang HIV, Narkoba, Seks Bebas dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini agar anak tidak merasa malu dan akhirnya mengungkapkan permasalahannya kepada teman temannya yang dikhawatirkan mendapatkan pemahaman yang salah.
Program mencegah HIV sangat mudah, tergantung pada perilaku kita sendiri yaitu :
A = Abstinence, tidak melakukan hubungan seks beresiko
B = Be Faithful, saing setia dengan pasangan anda, tidak berganti ganti pasangan
C = Condom, selalu gunakan kondom jika melakukan seks beresiko
E = Education, selalu mengikuti perkembangan informasi tentang HIV dan AIDS melalui membaca, berbicara tentang HIV dan AIDS untuk meningkatkan pengetahuan.