CHINA (HARIANSTAR.COM) – Pemerintah China kembali mengeksekusi mati para koruptor.
Kali ini yang menjadi sasarannya adalah Zhao Weiguo, mantan pimpinan perusahaan semikonduktor raksasa Tsinghua Unigroup.
Mengutip pemberitaan CNA, Pemerintah China disebutkan menjatuhkan hukuman mati kepada Zhao Weiguo akibat kasus korupsi, yang diumumkan pada Rabu (14/5/2025) kemarin.
Zhao dituding merugikan negara lebih dari 890 juta yuan ketika membeli jasa dari perusahaan kaki tangannya dengan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai pasar.
Akibat tindakan tidak terpuji Zhao, perusahaan Tsinghua Unigroup yang menjadi salah satu produsen chip terkemuka di negara itu diambang kebangkrutan setelah serangkaian akuisisi.
Bahkan, Tsinghua Unigroup gagal melunasi beberapa obligasi, yang kemudian memicu proses restrukturisasi yang kompleks dan mengakibatkan perubahan kepemilikan pada 2020 lalu.
Pengadilan di Provinsi Jilin menjatuhkan hukuman mati dengan didahului kurungan 2 tahun penjara.
Artinya, Zhao harus menyelesaikan waktunya di penjara terlebih dahulu sebelum dihukum mati.
Tak cuma itu, Zhao juga dikenakan denda sebesar total 12 juta yuan karena secara ilegal mengumpulkan keuntungan bagi keluarga dan teman-temannya, dengan merugikan perusahaan.
Berikut Profil Zhao Weiguo :
Menurut catatan Forbes, Zhao saat ini berusia akhir 50-an. Dia adalah lulusan Universitas Tsinghua yang bergengsi di Beijing.
Zhao mulai bekerja pada tahun 1993 di Tsinghua Unigroup, perusahaan yang memiliki hubungan sejarah dengan universitas tersebut.
Seiring waktu, Zhao naik jabatan secara bertahap dan menjabat sebagai pemimpin perusahaan sejak tahun 2009 hingga saat penyelidikannya berlangsung.
Dia dilaporkan telah ‘menghilang’ dari pandangan publik pada pertengahan tahun 2022, dan didakwa melakukan korupsi pada bulan Maret 2023.
Forbes menaksir kekayaan terakhir Zhao mencapai USD 2,8 miliar. Nilai kekayaan tersebut setara Rp45,9 triliun dengan asumsi kurs Rp16.428 per USD.