JAKARTA (HARIANSTAR.COM) – Nama Kardinal Ignatius Suharyo menjadi perhatian masyarakat Indonesia dan dunia, pasalnya Ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mengikuti konklaf untuk pemilihan Paus baru di Kapel Sistina, Vatikan.
Melalui akun Instagram Humas Keuskupan Agung Jakarta @humaskaj, Kardinal Ignatius Suharyo terlihat sudah memakai busana liturgi jubah berwarna hitam dengan selempang pinggang berwarna merah kirmizi. Kehadirannya disambut baik dan hangat oleh warga setempat
Pemilihan Paus baru setelah wafatnya Paus Fransiskus telah dimulai pada Selasa, 7 Mei 2025. Tercatat, dalam laman resmi Vatikan, ada sekitar 135 kardinal dari seluruh dunia yang memenuhi syarat untuk memilih dan dipilih menjadi pemimpin Takhta Suci Vatikan. Salah satunya Kardinal Suharyo.
Dilansir dari situs resmi Vatikan, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo adalah kardinal ketiga dalam sejarah Gereja Indonesia. Ia lahir pada 9 Juli 1950 di Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Ia anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Satu saudara laki-lakinya adalah seorang biarawa, dan dua saudara perempuannya adalah biarawati.
Selain menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta sejak tahun 2010. Kardinal Ignatius Suharyo juga menjabat sebagai Uskup Ordinariat Militer Indonesia.
Menurut laman collegeofcardinalsreport.com, Uskup Ordinariat Militer Indonesia merupakan keuskupan di Indonesia untuk umat Katolik di lingkungan kerja TNI dan Polri di Indonesia. Kardinal Suharyo telah menjabat sebagai Uskup Ordinariat Militer sejak tahun 2006 lalu.
Kardinal Ignatius Suharyo ditahbiskan menjadi imam oleh Kardinal Darmojuwono pada Januari 1976. Di sana ia memberikan pelayanan hingga 1997 sembari mengemban sejumlah jabatan di bidang pendidikan filsafat. Termasuk jadi guru besar dan dekan fakultas teologi di universitas Jesuit Sanata Dharma.
Suharyo kemudian diangkat sebagai Uskup Agung Semarang oleh Yohanes Paulus II pada 21 April 1997, dan menerima pentahbisan uskup dari Kardinal Julius Darmaatmadja pada 22 Agustus 1997. Ia memilih motto serviens domino cum omni humilitateyang berarti melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati. Slogan ini diambilnya dari Kisah Para Rasul (20: 19).
Selama tiga tahun, hingga 2000, ia memimpin Komisi Dialog Antaragama dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yang mana ia menjadi sekretaris jenderal dari 2000 hingga 2006.
Pada 2006, ia juga diangkat menjadi Wakil Presiden Konferensi Waligereja Indonesia hingga 2012. Setelahnya, dari 2012, ia jadi Presiden Konferensi Waligereja Indonesia hingga 2022.
Masih menurut laman The College of Cardinal Report, Kardinal yang saat ini telah berusia 75 tahun itu terkenal vokal dan melakukan advokasi dalam isu keadilan sosial, lingkungan dan hubungan antar agama di masyarakat.
Salah satu prestasi Kardinal Suharyo dalam mengadvokasi isu sosial dan hubungan antar agama adalah dengan membentuk Komisi Keadilan dan Perdamaian Katolik di Jakarta pada tahun 2016. (RED)