BANDUNG (HARIANSTAR.COM) – Bank Indonesia Sumatera Utara (Sumut) menggelar Capacity Building di Bandung yang berlangsung 21 hingga 24 Oktober 2025.
Capacity Building digelar sebagai uapaya peningkatan pengetahuan jurnalis Sumut yang bertugas meliput di bank tersbeut
Dalam kegiatan itu, dihadirkan para narasumber yakni konten kreator, jurnalis senior LKBN Antara, hingga fotografer.
Deputi Direktur Bank Indonesia Sumut, Iman Gunadi menyampaikan bahwa membawa rekan-rekan media untuk capacity building di Bandung ini adalah sebuah tantangan.
Karena itu, ada tiga poin penting yang diharapkan kepada rekan-rekan media dari capacity building ini.
“Pertama, banyak hal sebetulnya yang sudah kami delivery kepada rekan-rekan media.
Saya masih ingat waktu launching Sumatranomics (2024), kok kompetisi ini pesertanya hanya untuk umum?
Kategori untuk para jurnalis mana? Jurnalis juga ingin menyumbang tulisan mereka dalam lomba tersebut.
Untuk itu, Sumatranomics pada 2025 dibuka kategori bagi jurnalis yakni Call for Opinion. Harapannya, rekan jurnalis ikut berpartisipasi,” ungkap Iman dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan capacity building tersebut, Rabu (22/10/2205).
Diketahui, kategori Call for Opinion pada Sumatranomics 2025 bertujuan untuk mendukung peran jurnalis dalam memberikan perspektif kritis mengenai isu strategis perekonomian Sumatera.
Disebutkan Iman, banyak memang tulisan yang masuk mengikuti Sumatranomics 2025.
Akan tetapi, dari rekan jurnalis Sumut hanya beberapa saja.
“Padahal, kategori itu sengaja diadakan untuk rekan jurnalis Sumut,” ucap dia.
Lantaran minimnya partisipasi jurnalis Sumut pada kompetisi tersebut, Iman sempat kecewa.
Namun, karena baru perdana digelar untuk jurnalis maka masih bisa dimaklumi.
“Saya akan buat kembali pada tahun berikutnya (2026), dan harapannya rekan-rekan jurnalis Sumut banyak yang berpartisipasi mengirimkan tulisan,” sambung Iman.
Dia menjelaskan tulisan dari jurnalis yang dikirim nantinya bisa berbentuk warta opini, hasil investigasi dan sebagainya. Terpenting, bentuk tulisannya bukan seperti pemberitaan seremonial.
“Tulisan yang dikirim ada memuat semacam pendapat. Lalu, dijelaskan latar belakang kenapa pendapat tersebut? Selain opini, bisa juga tulisannya hasil investigasi terhadap suatu kasus. Lalu, diurai fakta atau kebenarannya seperti apa,” terang Iman.
Poin kedua dari capacity building tersebut, lanjut Iman, terkait aspirasi atau pemikiran yang disampaikan jurnalis dari pemberitaan.
Menurutnya, pemberitaan dari jurnalis bukan hanya sekadar melempar isu tetapi juga disampaikan pula solusinya bagaimana.
“Sebagai contoh, saat ini inflasi di Sumut capaiannya sangat tinggi. Lantas, bagaimana solusi yang ditawarkan,” jelas dia.
Iman berharap kepada rekan jurnalis agar dalam membuat pemberitaan terkait berbagai kebijakan ekonomi khususnya di Sumut supaya memikirkan dampaknya secara luas dari pemberitaan tersebut.
“Peran media sangat krusial, karena itu pemberitaan yang dibuat diharapkan dapat membantu meredakan kondisi ekonomi yang saat ini tidak baik-baik saja, bukan sebaliknya,” pesan Iman.
Poin terakhir, Iman menyampaikan bahwa jurnalis diharapkan pula untuk terus memperbaharui pengetahuannya tentang berbagai isu ekonomi.
Dengan begitu, pemberitaan yang disampaikan nantinya semakin lebih berkualitas dan aktual sehingga khalayak teredukasi.***