MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menilai, stabilitas sektor jasa keuangan di Sumatera Utara tetap terjaga dengan baik, didukung oleh kinerja intermediasi yang kontributif, likuiditas yang mencukupi, dan tingkat permodalan yang solid.
Hal itu dikatakan Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien, Kamis (18/7/2024) di Medan.
Disampaikannya, ekonomi Sumatera Utara dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang tidak merata. Rebound ekonomi di negara-negara maju dan berkembang meningkatkan permintaan ekspor komoditas utama dari Sumatera Utara, seperti minyak kelapa sawit (CPO), karet, dan kopi. Peningkatan permintaan ini, membantu menopang pertumbuhan sektor industri pengolahan dan perdagangan di Sumatera Utara.
Selain itu, pemulihan harga komoditas ekspor juga memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi daerah, memperbaiki neraca perdagangan dan mendukung aktivitas ekonomi lokal.
Pada triwulan I 2024, ekonomi Provinsi Sumatera Utara tumbuh sebesar 4,88 persen year-on-year (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2023 yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,02 persen yoy. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah dan investasi, seiring dengan siklus penyerapan anggaran yang rendah dan sikap wait and see dari investor terkait Pemilu 2024.
Namun, konsumsi rumah tangga tetap kuat, didorong oleh perayaan Tahun Baru Imlek dan meningkatnya permintaan pada saat bulan Ramadhan, yang membantu menahan perlambatan ekonomi lebih lanjut.
Sektor pertanian di Sumatera Utara, mengalami akselerasi pertumbuhan dengan angka pertumbuhan sebesar 3,42 persen yoy pada triwulan I 2024. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan produksi padi yang signifikan seiring dengan masuknya periode panen. Sektor industri pengolahan juga mencatat pertumbuhan yang kuat sebesar 3,73 persen yoy.
Sementara sektor perbankan Sumatera Utara, menunjukkan ketahanan dengan peningkatan modal dan ketahanan likuiditas hingga Mei 2024. Pertumbuhan kredit yang kembali pulih dan semakin solid tercatat sebesar 7,26 persen yoy, menandai peningkatan signifikan dibandingkan pertumbuhan negatif 2,40 persen yoy pada tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan kekuatan dan pertumbuhan ekonomi daerah yang terus berlanjut.
Penyaluran kredit didominasi oleh kredit produktif, yang mencapai Rp186,06 triliun atau 69,76 persen dari total kredit, dengan pertumbuhan sebesar 5,06 persen yoy. Peningkatan ini menunjukkan pemulihan setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif pada tahun lalu. Peningkatan kredit produktif didorong oleh kredit Modal Kerja dengan porsi 44,49 persen, yang bertumbuh sebesar 7,85 persen yoy, sementara kredit Investasi memiliki porsi 25,27 persen dengan pertumbuhan 0,48 persen yoy.
Upaya untuk memperluas akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus berlanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Per Mei 2024, penyaluran kredit kepada UMKM di Sumatera Utara mencapai Rp79,72 triliun dengan pertumbuhan sebesar 9,06 persen yoy. Penyaluran kredit UMKM didominasi oleh sektor Perdagangan dengan pangsa 45,41 persen diikuti dengan Pertanian dengan pangsa 26,08 persen yang terdiri dari perkebunan sawit dan pertanian padi.
Pertumbuhan kredit UMKM yang cukup signifikan didorong oleh pertumbuhan kredit segmen usaha mikro yang memiliki share outstanding terhadap kredit UMKM total sebesar 50,51 persen, diikuti oleh segmen kecil 28,02 persen dan menengah 21,47 persen.
Pertumbuhan konsumtif utamanya ditopang oleh kredit rumah tangga lainnya dan multiguna yang bertumbuh 12,67 persen yoy, kredit kepemilikan rumah tinggal (KPR) yang mencapai 10,60 persen yoy, dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) yang mencapai 17,43 persen yoy. Kualitas kredit perbankan tetap terjaga pada tingkat yang aman, dengan rasio non performing loan (NPL) net sebesar 1,01 persen (Desember 2023: 0,73 persen) dan NPL gross sebesar 2,05 persen (Desember 2023: 1,81 persen). Sementara itu, loan at risk (LaR) atau kredit yang berisiko juga berhasil mengalami perbaikan hingga mencapai 7,39 persen (Desember 2023: 7,61 persen), dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah kredit restrukturisasi.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sempat stagnan selama 2023 mulai menunjukkan peningkatan. Hingga Mei 2024, total DPK yang dihimpun mencapai Rp317,37 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 5,62 persen yoy. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan simpanan Giro sebesar 13,88 persen yoy dan Deposito sebesar 5,94 persen yoy. Secara struktur, porsi jenis simpanan terbanyak terdapat dalam bentuk tabungan (43,71 persen), diikuti dengan deposito (39,26 persen), lalu giro (17,03 persen).
Ketahanan modal juga tetap solid, terlihat dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang semakin kuat menjadi 29,87 persen (Desember 2023: 28,22 persen). Situasi ini mengindikasikan bahwa jumlah modal perbankan masih mencukupi dalam menghadapi risiko potensial. Ke depan, OJK dan industri perbankan akan terus memantau risiko pasar dan dampaknya pada risiko likuiditas terkait sentimen suku bunga global yang masih tetap tinggi.
Pengumpulan modal melalui emisi di Pasar Modal dari perusahaan yang berbasis di Sumatera Utara telah tercatat mencapai jumlah sebesar Rp2,28 triliun, melibatkan sejumlah 11 perusahaan yang melaksanakan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO), 1 perusahaan yang menerbitkan obligasi, serta 5 entitas usaha yang menjadi penerbit dalam skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding/SCF).
Di tahun 2024, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengidentifikasi 1 perusahaan potensial yang akan melakukan IPO di Sumatera Utara, berasal dari sektor Jasa Kesehatan.
Jumlah rekening SID terbanyak di Sumatera Utara terdapat pada pegawai swasta, yang mencakup 36,25 persen dari total rekening SID. Ini menunjukkan bahwa pegawai swasta memiliki minat yang tinggi terhadap investasi dan partisipasi aktif di pasar keuangan. Diikuti oleh pelajar dengan pangsa 22,91 persen, yang mengindikasikan adanya kesadaran dan keterlibatan yang meningkat di kalangan generasi muda dalam kegiatan investasi. Pengusaha menempati urutan ketiga dengan pangsa 15,76 persen, mencerminkan partisipasi yang signifikan dari sektor bisnis dalam investasi. Hal ini menunjukkan diversifikasi partisipasi dalam pasar modal di Sumatera Utara, dengan keterlibatan yang kuat dari berbagai kelompok pekerjaan.
Kegiatan perdagangan saham oleh investor di Sumatera Utara pada April 2024 cenderung termoderasi, terlihat dari besarnya total nilai transaksi jual dan beli saham yang mencapai Rp6,76 triliun. Secara kumulatif (Januari s.d. April 2024), akumulasi nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp27,09 triliun, dengan rata-rata bulanan mencapai Rp6,77 triliun.
Nilai piutang oleh perusahaan pembiayaan masih melanjutkan tren pertumbuhan meskipun mulai melandai. Pada Maret 2024, tercatat pertumbuhan sebesar 13,46 persen yoy (Desember 2023: 16,24 persen), dengan total piutang mencapai Rp23,04 triliun. Andil pembiayaan yang produktif terus mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun lalu hingga mencapai 43,44 persen (Maret 2023: 41,74 persen), dengan dukungan dari pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing bertumbuh sebesar 20,25 persen yoy dan 15,67 persen yoy.
Sementara itu, risiko yang terkait dengan perusahaan pembiayaan tetap terkendali dengan rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) masih dapat ditahan dalam level yang terjaga sebesar 2,07 persen. Penyaluran pembiayaan tercatat mencapai Rp6,06 miliar dengan pertumbuhan 28,93 persen yoy.
Untuk entitas pergadaian yang terdiri dari 1 pergadaian persero (PT Pegadaian) dan 18 perusahaan gadai swasta, total pinjaman yang diberikan telah mencapai Rp4,58 triliun per April 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 21,20 persen yoy. Dalam periode Mei hingga Juni 2024, terdapat penambahan 3 perusahaan gadai swasta yang terdaftar dan mendapat izin dari OJK di Sumatera Utara, sehingga total entitas gadai swasta tercatat 21 perusahaan.
Selama periode Januari hingga Juni tahun 2024, Kantor OJK Sumatera Utara telah menerima sebanyak 655 pengaduan konsumen yang berasal dari masyarakat di wilayah Sumatera Utara. Dari jumlah total pengaduan, terdapat 254 pengaduan yang berhubungan dengan sektor perbankan, 158 pengaduan yang terkait dengan bidang asuransi, 123 pengaduan terkait fintech peer-to-peer (P2P) lending (yang memiliki izin dan terdaftar di OJK), 111 pengaduan berkaitan dengan perusahaan pembiayaan, serta sisa pengaduan yang melibatkan layanan IKNB dan sektor Pasar Modal.
Selama Januari hingga Juni 2024, Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara (KOMN) telah mengadakan sebanyak 40 kegiatan edukasi keuangan yang berhasil merangkum partisipasi lebih dari 9.000 peserta di wilayah Sumatera Utara. Ini termasuk program Roadshow Edukasi Daerah 3T, yang dilaksanakan dengan mengandalkan kendaraan Simolek Edutainment OJK yang bergerak langsung ke kabupaten yang masuk dalam kategori tertinggal, terdepan, dan terluar, serta kegiatan Training of Trainers (ToT) dan implementasi program Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) kepada Santri, Tenaga Pengajar dan Pengurus Pondok Pesantren di Kabupaten Langkat. (Rel/Red)