TASIKMALAYA (HARIANSTAR.COM)– Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Hal itu dibuktikan oleh Sriyanti (46), seorang ibu rumah tangga asal Kota Bandung yang kini menetap di Paseh, Kota Tasikmalaya. Berawal dari keterbatasan nilai saat lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang membuatnya gagal masuk sekolah tata boga, justru membuka jalan lain yang tak terduga: dunia roti.
Meski tidak berhasil masuk jurusan impiannya, Sriyanti akhirnya memilih bidang pestry, yang ternyata masih erat kaitannya dengan pembuatan roti. Dari sanalah ia mulai mengenal adonan, teknik memanggang, hingga seni meracik kue. “Saya berpikir, kalau banyak ibu-ibu yang tidak sekolah bisa membuat kue, maka saya pun pasti bisa,” kenangnya, Jumat (3/10) sore.
Semangat belajar otodidak semakin terasah ketika ia melihat kedua orang tuanya yang juga berdagang kue di pasar. Apalagi, jodoh membawanya menikah dengan pria yang tokonya kebetulan bersebelahan dengan lapak jualan kue keluarganya. Sejak itu, fokusnya pada usaha roti kian kuat.
Kini, setelah 15 tahun menekuni usaha, Sriyanti berhasil mewujudkan mimpi besarnya. Ia memiliki pabrik roti sendiri dengan 15 varian rasa hasil racikan resep orisinalnya. Pemasarannya pun telah meluas, tidak hanya di Kota Tasikmalaya. Menariknya, produk rotinya tetap terjangkau, mulai dari harga Rp2.000, sehingga bisa dinikmati semua kalangan.
“Harapan saya, usaha ini terus berkembang hingga bisa diwariskan ke anak cucu. Saya juga ingin usaha ini membuka lapangan pekerjaan, supaya bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar,” ujarnya penuh syukur.
Kisah Sriyanti menjadi bukti bahwa kegagalan bisa berubah menjadi jalan menuju kesuksesan, asalkan dijalani dengan tekun, kreatif, dan penuh semangat.(abi)