MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Setelah sepekan sebelumnya pasar keuangan domestik lebih banyak dipengaruhi sentimen dari luar.
Maka selama sepekan kedepan pasar keuangan akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen dalam negeri (tanah air). Seperti rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama (Q1) 2024 yang diproyeksikan akan tumbuh negatif secara kuartalan.
“Data tersbeut berpeluang menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan di tanah air. Selanjutnya, akan ada rilis data penjualan kendaraan bermotor serta data cadangan devisa. Dimana dua data tersebut juga berpeluang menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Walau demikian, kabar baik bagi pasar keuangan juga berdatangan dari luar (eksternal), “ujar Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumut kepada HarianStar, Senin (6/5/2024)pagi.
Seperti data ketenaga kerjaan AS yang merealisasikan angka lebih buruk dari perkiraan. Yang menimbulkan harapan bahwa The FED masih berpeluang untuk menurunkan besaran bunga acuannya.
“Jika nantinya diikuti dengan pernyataan dovish sejumlah pejabat The FED di pekan ini, maka pasar keuangan bisa saja kembali mendapatkan angin segar dan mendorong pasar dalam tren menguat, ” tambah Gunawan.
Gunawan menyebutkan, dalam sepekan kedepan, pelaku pasar akan lebih mengkuatirkan sejumlah agenda ekonomi yang akan dirilis dari tanah air. Yang berpeluang membuat pelaku pasar lebih cenderung untuk mbersikap wait and see.
Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG ditransaksikan menguat dikisaran level 7.150. Disisi lain mata uang rupiah ditransaksikan menguat dikisaran level 16.000 per US Dolar, ucapnya.
Memburuknya imbal hasil US Treasury 10 Y yang berada di bawah level 4.5%, ditambah dengan memburuknya kinerja USD Index (DXY) yang anjlok dikisaran level 105. Menjadi kabar baik bagi kinerja mata uang rupiah. Memburuknya US Dolar menjadi kabar positif bagi harga emas yang ditransaksikan stabil dikisaran $2.313 per ons troy nya, pungkas Gunawan.(abi)