BALI (HARIANSTAR.COM) – Viral seorang pelanggan restoran Ta Wan di salah satu cabangnya di Level 21 Mall, Denpasar, Bali meminum cairan pemutih.
Terlihat dari beberapa unggahan yang ramai di media sosial, sebuah botol air mineral yang berisi cairan bening mirip dengan air mineral biasa.
Namun, dalam keterangannya botol tersebut ternyata berisi cairan pembersih.
Restoran Ta Wan akhirnya memberikan klarifikasi resmi terkait insiden pelanggan yang nyaris celaka usai meneguk cairan pembersih yang disangka air mineral itu.
Pihak restoran chinese yang dioperasikan oleh Eatwell Culinary Group, yang juga mengelola restoran lain seperti Ichiban Sushi dan Dapur Solo ini mengakui adanya kelalaian internal dan menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada publik.
Kasus ini bermula dari pengalaman Ni Putu Oka Rafintha Dewi, seorang ibu muda yang datang bersama anaknya untuk makan siang pada Kamis (6/11/2025).
Ia memesan air mineral kemasan, namun yang tersaji ternyata cairan pemutih.
Akibatnya, Oka sempat memuntahkan isi mulutnya dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
“Korban minum air yang dipesannya karena kehausan. Tidak tahunya botol itu berisi cairan pemutih,” ujar pengacara korban, Edward Tobing, dalam keterangannya.
Melalui unggahan di akun Instagram @tawanrestaurant, Senin (10/11/2025), pihak manajemen menyatakan penyesalan mendalam.
Mereka mengonfirmasi adanya pelanggaran prosedur kerja dan tindakan tidak patut dari salah satu oknum karyawan.
“Kami dari Manajemen Ta Wan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan sangat menyesal atas insiden yang terjadi di restoran Ta Wan Level 21 Bali,” tulis pernyataan resmi tersebut.
Dalam hasil investigasi internal, ditemukan bahwa salah satu karyawan memindahkan cairan pembersih dari kemasan aslinya ke dalam botol air mineral kosong untuk kepentingan pribadi.
Botol tersebut disimpan di area bar minuman dan tertinggal saat karyawan tersebut pulang.
Saat pergantian shift, karyawan berikutnya tidak mengetahui isi botol itu dan mengira botol tersebut air mineral layak jual, lalu menempatkannya kembali ke area minuman.
Akibat kelalaian tersebut, botol berisi cairan pembersih itu disajikan kepada pelanggan.
Manajemen menyatakan telah menjatuhkan sanksi tegas terhadap pihak yang terlibat, serta melakukan audit dan pengetatan prosedur keamanan di seluruh cabang.
“Kami telah memperkuat sistem kontrol internal dan memastikan seluruh hak pelanggan yang terdampak akan dipenuhi dengan baik,” ungkap manajemen.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi industri kuliner tentang pentingnya menerapkan prinsip “zero mistake” atau minim kesalahan, mengingat sedikit kelalaian saja bisa berdampak fatal bagi keselamatan konsumen.




























