YAMAN (HARIANSTAR.COM) – Kelompok Houthi di Yaman berjanji akan meningkatkan serangan terhadap Israel dan sekutunya setelah serangan udara di ibu kota Sanaa menewaskan Perdana Menteri Ahmed Ghalib Al-Rahwi beserta sembilan petinggi lainnya.
Mohammed Muftah, yang ditunjuk sebagai penjabat PM Houthi menggantikan Al-Rahwi, menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan mundur dari perlawanan.
“Kami tidak akan mundur. Seluruh sistem Zionis bertanggung jawab atas serangan mematikan ini, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Arab sekutu Barat yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel,” kata Muftah dalam pesan video menjelang pemakaman para pejabat yang tewas, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa, 2 September 2025. dikutip dari RMOL.
Muftah, seorang ulama garis keras yang dekat dengan pemimpin tertinggi Abdul-Malik Al-Houthi, menyampaikan pidatonya di dalam masjid terbesar Sanaa.
Ribuan pendukung berkumpul di sekitar peti jenazah yang diselimuti bendera, meneriakkan slogan anti-Israel dan anti-AS.
“Mereka akan gagal, dan langkah balasan kami sangat kuat,” tegasnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa ia telah memerintahkan serangan udara di Yaman.
“Saya telah memerintahkan angkatan udara untuk menyerang pertemuan tokoh senior rezim teroris di Sanaa. Itu adalah serangan mematikan yang melenyapkan sebagian besar pemerintahan Houthi dan pejabat militer senior mereka,” ujar Netanyahu.
Ia menambahkan, operasi ini hanyalah permulaan. PM Israel itu berjanji membunuh seluruh pimpinan Houthi.
“Ini baru awal menghantam tokoh-tokoh senior di Sanaa. Kami akan mencapai mereka semua,” kata Netanyahu.
Houthi, yang menguasai Sanaa sejak 2014, tetap bertahan menghadapi perang sipil panjang melawan pasukan pemerintah yang didukung Saudi.
Sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 2023, mereka aktif menyerang kapal di Laut Merah serta meluncurkan drone dan rudal ke wilayah Israel sebagai bentuk dukungan bagi Gaza.
Sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 2023, mereka aktif menyerang kapal di Laut Merah serta meluncurkan drone dan rudal ke wilayah Israel sebagai bentuk dukungan bagi Gaza.
Ketegangan kini meluas ke jalur pelayaran internasional. Perusahaan keamanan maritim Ambrey melaporkan sebuah kapal tanker berbendera Liberia melaporkan ledakan di dekatnya di Laut Merah, yang diyakini merupakan target Houthi karena dimiliki Israel.
Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grunberg, mengungkapkan bahwa Houthi menahan 11 pegawai PBB di Sanaa dan Hodeida setelah serangan Israel.
“Setidaknya puluhan staf PBB lain masih ditahan sejak 2021 hingga 2023,” kata Grunberg dalam pernyataan resmi. (YS)