JAKARTA (HARIANSTAR.COM) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya memperkuat peran Pasar Modal Indonesia sebagai pilar pembiayaan pembangunan nasional, mendorong kemandirian dan kedaulatan ekonomi, serta mempercepat transformasi menuju ekonomi yang sejahtera, maju, dan modern.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada peringatan 48 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia yang digelar di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/8/2025). Tahun ini peringatan mengusung tema “Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama”yang sejalan dengan tema HUT ke-80 Kemerdekaan RI, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
Mahendra mengungkapkan, pada Semester I 2025, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% (yoy) yang mencerminkan kokohnya fondasi ekonomi nasional, dengan pasar modal berperan penting dalam menopang stabilitas. Meski sempat menghadapi tekanan pada awal tahun, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi.
Hingga 8 Agustus 2025, IHSG menguat 6,41% menjadi 7.533,39, dengan kapitalisasi pasar naik 9,88% menjadi Rp13.555 triliun. Pasar surat utang juga tumbuh positif, tercermin dari penguatan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sebesar 7,42% menjadi 421,81.
Dari sisi penghimpunan dana, tercatat 128 penawaran umum dengan total nilai Rp144,78 triliun yang memperoleh pernyataan efektif dari OJK, termasuk 16 emiten baru. Pembiayaan UMKM melalui Securities Crowdfunding (SCF) mencapai Rp1,64 triliun dari 876 UKM. Jumlah investor pasar modal tumbuh 18,15% (ytd) menjadi 17,57 juta, dengan mayoritas (54,25%) berusia di bawah 30 tahun. Nilai aktiva bersih reksa dana mencapai Rp548,49 triliun, sementara AUM industri pengelolaan investasi naik menjadi Rp878,59 triliun.
Pasar Modal Syariah mencatat perkembangan signifikan, dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menguat 17,96% menjadi 254,39 poin, dan kapitalisasi pasar syariah meningkat 24,33% menjadi Rp8.485,79 triliun. Indonesia juga meraih pengakuan internasional, dengan kenaikan skor ASEAN Corporate Governance Scorecard sebesar 9%—tertinggi di ASEAN—serta empat emiten masuk Top 50 ASEAN, termasuk dua bank di peringkat 10 besar.
Bursa Karbon Indonesia sejak beroperasi pada 2023 mencatat 117 pengguna jasa, volume perdagangan 1,59 juta tCO₂ ekuivalen, dan nilai transaksi Rp77,96 miliar, termasuk perdagangan karbon internasional pertama di Indonesia pada 2025.
OJK menekankan tiga pilar pengembangan pasar modal nasional:
- Peningkatan suplai melalui percepatan pencatatan emiten potensial, termasuk UMKM dan startup digital, serta pengembangan instrumen inovatif seperti green bonds, sukuk wakaf, dan SCF.
- Penguatan permintaan dengan memperluas basis investor ritel, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta memperbesar peran investor institusi.
- Penguatan infrastruktur dan partisipan pasar melalui transformasi digital, integrasi sistem pengawasan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
Sejak peringatan tahun lalu, OJK telah menerbitkan 18 regulasi yang berfokus pada penguatan likuiditas, pasar syariah, dan derivatif, serta mengeluarkan 8.112 perizinan, menyelesaikan 434 pengaduan, dan menjatuhkan 401 sanksi dengan total denda Rp43,12 miliar.
HUT ke-48 kali ini diwarnai peluncuran Sekolah Pasar Modal untuk Negeri bagi 30.000 mahasiswa, pencanangan Kampus Penggerak Literasi Pasar Modal, serta kegiatan Capital Market Run untuk mendorong partisipasi publik.
Mahendra menutup dengan ajakan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi membangun pasar modal yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing global, guna memperkuat kemandirian ekonomi nasional dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. (RED)