MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Pemerintah mulai menyalurkan beras SPHP di bulan Juni ini. Untuk terkait jadwal pastinya saya tidak mengetahui persis, termasuk juga jumlahnya. Namun hal tersebut bisa ditanyakan langsung ke pihak Bulog (badan urusan logistik).
Nah, harga yang ditetapkan oleh Bulog atau HET (harga eceran tertinggi) di sumatera adalah 13.100 per Kg. Dengan HET tersebut jelas harganya lebih murah dibandingkan dengan harga beras medium yang beredar di pasar tradisional.
Hal itu dikatakan Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumut di Medan, Senin (14/7) siang.
Kita bandingkan saja dengan beras medium di kota medan mengacu kepada PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis). Harga beras rata-rata di kota medan untuk kualitas medium berada dalam rentang 14.450 – 14.950.
Selisihnya yang paling sedikit cukup signifikan 1.350 per Kg yang paling kecil. Jika Bulog menggelointorkan beras tersebut ke pasar, sudah barang pasti akan jadi buruan para ibu rumah tangga, tambah Gunawan.
Namun, lanjut nya jika kita menyimpulkan bahwa harga beras akan turun, Maka kesimpulan tersebut sangat prematur. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kita mengharapkan harga beras turun saat Bulog distribusikan beras ke pasar. Pertama, beras yang digelontorkan Bulog harus menjadi market leader di pasar. Sekitar 50% setidaknya beras bulog yang beredar dan diharapkan bisa merubah harga, katanya.
Kedua, HPP (harga pokok produksi) beras di Sumut masih terbilang mahal. Harga gabah kering giling saat ini masih di atas 7.000 per Kg, bahkan ada yang mencapai 8.500 per Kg. Yang berarti bahwa harga beras di level produsen (kilang) sudah terbilang mahal. Harga beras di sejumlah kilang di Deli Serdang saat ini berada dalam rentang 14 hingga 15 ribu per Kg.
Ketiga, distribusi beras Bulog menggunakan empat saluran. Seperti pedagang pengecer di pasar, outlet binaan pemda, koperasi desa merah putih, dan gerakan pangan Bulog. Artinya tidak semua beras Bulog yang disalurkan berhadap-hadapan atau head to head dengan beras yang ada di pasar. Jadi sekalipun harga beras SPHP terbilang murah dan berpeluang menekan harga beras yang lainnya, namun saluran distribusinya belum menjamin bahwa SPHP efektif menekan harga beras yang lainnya, jelas Gunawan.
Dan keempat, pasar juga akan melihat seberapa lama kebijakan distribusi SPHP ini akan dilakukan. Termasuk juga seberapa banyak. Pasar sejauh ini meyakini bahwa kebijakan Bulog tidak akan bertahan lama. Kelima, ada panen raya dalam waktu dekat, jadi harga nantinya berpeluang turun meskpun Bulog tidak menggelontorkan beras SPHP, tutup Gunawan. (Abi)