Pertamina EP Pangkalan Susu Sosialisasi Dampak Penggunaan Media Plastik

LANGKAT (HARIANSTAR.COM) – Dalam Rangka Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025.

Pertamina EP Field Pangkalan Susu ikut memperingati dengan mengadakan acara sosialisasi di gedung Petro Ria Bukit Kunci.

Sosialisasi mengenai dampak penggunaan media pelastik dilingkungan kita dengan tema “Hentikan Polusi Plastik”, Kamis (12/6/2025).

Dalam Kegiatan turut hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kabupaten Langkat diwakili Pengawas Lingkungan Hidup Muhammad Zain, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah I Stabat Elvin
Situngkir STP, M.Si. atau yang
mewakili. Camat Pangkalan Susu Agung Tri Tantyo S.STP.,M.AP beserta jajarannya, Kapolsek Pangkalan Susu Bapak AKP Reynold Naibaho SH, Danramil Pangkalan Susu Kapten Inf Hendro. Danposal Pangkalan Susu Letda Marinir Budiyanto, Kepala KSOP Kelas IV Pangkalan Susu Merdi Loi SE.,M.M serta seluruh jajaran management serta lainnya.

Field manager Pertamina Pangkalan Susu, Edwin Susanto mengatakan, peringatan hari lingkungan hidup ini adalah momentum penting yang mengingatkan kita akan tanggungjawab bersama dalam menjaga kelestarian bumi.

Peringatan ini pertama kali dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1972, bertepatan dengan dimulainya Konferensi Stockholm tentang
Lingkungan Hidup Manusia. Sejak saat itu, setiap tanggal 5 Juni menjadi ajang global untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam menghadapi isu-isu lingkungan yang semakin mendesak.

Keluarga besar Pertamina EP Pangkalan Susu melakukan langkah konkret dengan
mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai dengan menggantinya menggunakan tumbler pribadi. Langkah sederhana ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah plastik, tetapi juga mendukung keberlanjutan global dan memberikan manfaat ekonomi bagi penggunanya.

Muhammad Zain memaparkan mengenai banyaknya sampah dari tahun ketahun yang dominan adalah sampah “kantong” plastik. Sampah organik sisanya. Sampah plastik dan mikro plastik sangat berdampak besar bagi lingkungan dan merusak ekosistem.

Warga seharusnya lebih memahami mengenai sampah terutama para ibu-ibu bisa memilah mana sampah plastik dan yang mana sampah organik. Untuk sampah dapur kulit bawang dan sejenisnya akan lebih baik dikelola dirumah atau lebih efisien dikelola untuk pupuk tanaman disekitar rumah kita.

“Sampah itu ada dua penanganannya yaitu dikelola atau ditangani dirumah,” ujarnya.

Peringatan itu diakhiri dengan penanaman 5.000 pohon mangruve. (Surya)