CIPINGKOR (HARIANSTAR.COM) – Update terkini korban keracunan hidangan makan bergizi gratis (MBG), di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat capai 301 pelajar.
Atas kejadian tersebut, Pemkab berencana menetapkan kejadian luar biasa (KLB).
“Perkembangan sementara jumlah korban keracunan sampai dengan pukul 23.56 Wib sebanyak 301 orang yang terdiri dari berbagai siswa sekolah mulai tingkat SD, Mts, SMP, dan SMK,” ungkap Kapolsek Sindangkerta, Iptu Sholehuddin, Selasa (23/9/2025).
Kapolsek menuturkan saat ini para siswa yang mengalami keracunan di antaranya mendapatkan perawatan di fasilitas medis terdekat.
Rinciannya di Puskesmas Cipongkor sebanyak 116 orang, Bidan Desa Sirnagalih sebanyak 13 orang, RSUD Cililin sebanyak 27 orang, Posko Kecamatan Cipongkor sebanyak 127 orang, dan RSIA Anugrah sebanyak 18 orang.
“Korban yang datang ke Posko Kecamatan sampai saat ini masih berdatangan dan dimungkinkan jumlah korban keracunan akan terus bertambah,” terangnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyatakan pihaknya tengah membuat secara darurat fasilitas kesehatan, baik pemerintah dan swasta, untuk menampung para korban keracunan.
“Saat ini Dinkes sudah menyulap fasilitas kesehatan pemerintah juga swasta untuk menampung korban-korban yang diduga keracunan makanan,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, KBB, Lia N. Sukandar.
Lia menyebut para korban diketahui merupakan siswa dari SMK Pembangunan Bandung Barat (PBB), Madrasah Tsanawiyah (MTS) Darul Fiqri, hingga SD Negeri Sirnagalih.
Untuk penanganan para korban, saat ini yang banyak dibutuhkan yakni ketersediaan oksigen.
“Saat ini paling dibutuhkan, oksigen. Kami Dinkes meng-handle kebutuhan oksigen dari RSUD Cililin. Tapin mudah-mudahan ada tambahan lagi, Insyaallah kami koordinasi dengan RSUD Cikalong Wetan,” katanya.
Dengan adanya kondisi ini, Pemkab KBB melalui Dinkes akan menetapkan KLB, di mana korban dari keracunan MBG ibi terus bertambah dan ada yang mengalami gejala serius hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit.
“Dari Dinkes baru besok akan menetapkan Kejadian Luar Biasa, setelah data terkumpul, sampel juga, tadi kami mengambil sampel muntahan yang akan dibawa ke laboratorium,” ungkap Lia.