MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Jalan Gandhi di Kota Medan bukan sekadar nama ruas jalan. Ia adalah penanda sejarah panjang perlawanan Asia terhadap kolonialisme, simbol persahabatan lintas bangsa, sekaligus ruang hidup komunitas multikultur.
Semangat itu kembali bergema saat Konsulat Jenderal India di Medan, bekerja sama dengan Universitas Sari Mutiara, menyelenggarakan peringatan hari lahir ke-156 Mahatma Gandhi, Kamis (2/10/2025).
Peringatan dimulai dengan Peace March di sepanjang Jalan Gandhi sejak pukul 07.00 WIB, melibatkan mahasiswa, komunitas India, hingga sahabat Indonesia. Pawai damai itu melambangkan pesan abadi Gandhi tentang anti-kekerasan dan persatuan. Selain itu, kegiatan juga menyoroti kampanye global “Swachhata Hi Seva” (Kebersihan adalah Pelayanan) dan “Yiksit Bharat 2047” (India Maju-2047), menandai relevansi ajaran Gandhi dalam kehidupan modern.
Selepas Peace March, para peserta berkumpul di Universitas Sari Mutiara untuk tabur bunga pada patung Mahatma Gandhi, disaksikan para tamu kehormatan, antara lain Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sumut Drs. Basarin Yunus Tanjung, Ketua Universitas Sari Mutiara Dr. Parlindungan Purba, Kadis Pariwisata Kota Medan M. Odi Anggia Batubara, hingga Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam.
Kehadiran tokoh-tokoh itu mempertegas eratnya hubungan budaya, pendidikan, dan persahabatan India–Indonesia.
Dalam sambutannya, Konsul Jenderal India di Medan, Ravi Shanker Goel, menekankan ajaran Gandhi yang bersifat universal. “Jalan yang ditunjukkan Gandhi ji, yaitu kebenaran dan anti-kekerasan, dapat memberdayakan masyarakat untuk membawa perubahan tanpa menimbulkan pertikaian,” ujarnya.
Acara juga dirangkaikan dengan kuliah tamu bertajuk “Peluang Pendidikan di India”, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Universitas Sari Mutiara dengan Ajeenkya D Y Patil University, Pune, serta penampilan seni budaya mahasiswa. Kehadiran Dr. Gauri Koperdekar, profesor India dari ICCR yang bertugas di Universitas Sumatera Utara, turut menandai penguatan pertukaran akademik India-Sumatera Utara.
Jalan Gandhi dalam Lintasan Sejarah
Peringatan Gandhi Jayanti ke-156 di Jalan Ghandi, Medan Kota mengingatkatkan kita bahwa Mahatma Gandhi punya nama di hati masyarakat Kota Medan. Yah, karena nama sebuah jalan lebih dari sekadar penanda lokasi. Ia bisa menjadi pintu masuk untuk membaca sejarah, ideologi, bahkan spirit zaman.
Jalan Gandhi menyimpan kisah panjang tentang pengaruh Mahatma Gandhi dan ajaran ahimsa dalam melawan kolonialisme di Asia, serta jejak pertemuan lintas bangsa yang melahirkan kesadaran nasionalisme.
Antropolog Universitas Sumatera Utara (USU), Avena Matondang, menyebut penamaan Jalan Gandhi tidak bisa dilepaskan dari perjalanan dan pengaruh besar tokoh kemerdekaan India itu. Hubungannya dengan para pemimpin bangsa Indonesia Soekarno, Hatta, hingga Sutan Sjahrir sangat erat pada masa perjuangan.
“Apalagi di tahun 1937, Rabindranath Tagore sempat berkunjung ke Indonesia. Itu memperkuat ikatan intelektual dan kultural antara gerakan kemerdekaan Asia,” jelas Avena.
Tak heran, Medan menjadi salah satu kota yang mengabadikan nama Gandhi dan Sun Yat Sen sebagai nama jalan, sebuah simbol perlawanan Asia terhadap kolonialisme.
Namun, sejarah juga meninggalkan jejak paradoks. Nama Gandhi pernah dikaitkan dengan trauma kolektif masyarakat Medan akibat keberadaan penjara politik pasca peristiwa 1965. “Ini sinyalemen penting bagaimana satu nama bisa berubah makna dalam dimensi ruang dan waktu,” kata Avena.
Di sisi lain, komunitas India terutama migran Tamil membawa pengaruh besar terhadap wajah multikultur Medan. Dari agama, ekonomi, hingga pendidikan, ajaran Gandhi tentang Ahimsa, Satyagraha, Hartal, dan Swadeshi ikut memberi warna dalam dinamika sosial kota. Bahkan kehadiran lembaga Methodist yang berkembang di kawasan Gandhi menunjukkan bagaimana pengaruh India, agama, dan kolonial saling berkelindan membentuk ruang kota Medan.
Relevansi Abadi Gandhi
Gandhi Jayanti yang juga ditetapkan PBB sebagai Hari Internasional Anti-Kekerasan, setiap 2 Oktober, menegaskan relevansi abadi ajaran Gandhi. Di Medan, peringatan tahun ini tidak hanya mengenang seorang tokoh dunia, tetapi juga menyadarkan kembali masyarakat akan akar sejarah yang tertanam di ruang-ruang kota, termasuk di Jalan Gandhi.
Melalui perayaan budaya, kerja sama akademik, dan semangat persahabatan India–Indonesia, Jalan Gandhi di Medan menjadi jembatan antara sejarah dan masa depan: dari perlawanan kolonial menuju persaudaraan global yang damai.