JAKARTA (HARIANSTAR.COM) – Media sosial kembali digemparkan dengan beredarnya video 8 menit Hilda Pricillya, istri dari seorang anggota TNI bernama Serka Muh Farid Batjo.
Video tersebut menyeret nama seorang prajurit TNI lainnya, Pratu Risal H yang menjadi selingkuhan Hilda.
Kontroversi ini langsung menjadi topik hangat di platform X (sebelumnya Twitter).
Banyak netizen penasaran, sementara sebagian pihak justru memperingatkan agar masyarakat tidak sembarangan mengklik tautan video yang beredar.
Pasalnya, fenomena video viral kerap dimanfaatkan oleh oknum untuk menyebarkan malware, phishing, hingga pencurian data pribadi.
Isu ini bermula dari kabar kedekatan antara Hilda Pricillya dan Pratu Risal H. Kedekatan mereka disebut terjalin sejak acara tari gabungan yang melibatkan Persit Kartika Chandra Kirana (organisasi istri TNI) dan prajurit TNI.
Dari interaksi yang semakin intens, keduanya kemudian diduga melanjutkan komunikasi lewat media sosial.
Isu makin panas ketika muncul kabar bahwa keduanya beberapa kali bertemu secara pribadi di sebuah hotel di Kendari.
Puncaknya, sebuah video berdurasi sekitar 8 menit tersebar luas dan langsung dikaitkan dengan keduanya.
Walaupun begitu, hingga kini belum ada bukti visual resmi yang benar-benar memastikan isi video tersebut.
Isinya masih simpang siur, tetapi rumor sudah telanjur merebak dan jadi perbincangan besar.
Fenomena video viral ini semakin membesar ketika banyak akun di platform X membicarakan dan membagikan tautan yang diklaim sebagai link asli video Hilda.
Ribuan warganet pun berbondong-bondong mencari link tersebut.
Namun, para pakar keamanan digital mengingatkan bahwa mayoritas tautan itu palsu dan sengaja dibuat untuk menjebak pengguna.
Oknum penjahat siber biasanya memanfaatkan rasa penasaran publik untuk menanamkan virus, malware, hingga aplikasi berbahaya.
Bahkan, ada pula yang menyelipkan tautan phishing guna mencuri data login akun media sosial atau perbankan pengguna.
Fenomena pencarian link video skandal seperti ini sebenarnya bukan hal baru. Pakar keamanan siber menegaskan, klik sembarangan pada tautan mencurigakan bisa sangat berbahaya.
Beberapa ancaman nyata yang bisa terjadi antara lain:
– Terinfeksi malware yang merusak sistem ponsel maupun komputer.
– Pencurian data pribadi, termasuk kata sandi, nomor rekening, dan dokumen penting.
– Penipuan online, misalnya diarahkan untuk mengunduh aplikasi palsu yang penuh virus.
– Pengendalian perangkat jarak jauh, di mana hacker bisa membajak fungsi keyboard, kamera, hingga mikrofon tanpa sepengetahuan pengguna.
Oleh sebab itu, netizen diimbau untuk tidak mudah percaya pada link yang beredar di media sosial, apalagi jika tautan tersebut berasal dari akun tidak resmi atau anonim.
Pihak TNI tidak tinggal diam menyikapi hebohnya kasus ini. Melalui sejumlah pernyataan, mereka mengonfirmasi bahwa ada penyelidikan internal yang sedang berlangsung terkait dugaan pelanggaran disiplin dan etika.
Namun, hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi yang memastikan apakah video tersebut asli atau sekadar rekayasa.
Proses penyelidikan dipastikan terus berjalan, mengingat kasus ini menyangkut nama baik institusi dan keluarga besar TNI.