MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Sejumlah harga kebutuhan pokok di Sumatera Utara banyak yang alami penurunan pada bulan Juni ini. Dan terpantau harga Beras yang mengalami kenaikan, itupun tidak serentak terjadi di semua pasar tradisional. Di beberapa pasar di kota medan, harga beras masih mampu stabil di bulan Juni.
Walaupun di beberapa pasar di luar kota medan seperti di deli serdang alami kenaikan hingga mencapai 3.4% secara bulanan. Kenaikan harga beras lebih dipicu oleh kenaikan pada komponen biaya produksi.
Hal itu dikatakan Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumut di Medan, Minggu (29/6) sore.
Sementara itu, lanjutnya komoditas cabai merah masih menyumbang penurunan harga atau deflasi. Harga cabai merah ditransaksikan lebih rendah 30% lebih pada bulan juni dibandingkan mei. Selanjutnya, harga bawang putih turun sekitar 6%, cabai rawit alami penurunan sekitar 2%-an meskipun terpantau ada yang lebih tinggi sekitar 2% di wilayah yang berbeda, katanya.
Dikatakanya, cabai rawit dan daging ayam yang alami penurunan dalam rentang 2.5% hingga 3.4%.
“Disusul kemudian harga daging sapi yang stabil cenderung turun sekitar 1%. Harga minyak goreng yang turun sekitar 3% hingga 5%, hingga telur ayam yang cenderung turun 0.4% secara bulanan,” Jelas Gunawan.
Gunawan menyebutkan, selain harga beras yang alami kenaikan, inflasi juga akan didorong oleh eknaikan harga emas. Yang smepat naik setelah tensi geopolitik antara Iran – Israel memanas. Dengan melihat perubahan harga sejumlah kebutuhan masyarakat yang beragam dan cenderung turun, perhitungan inflasi pada bulan Juni ini berpeluang memiliki deviasi yang besar dibandingkan perhitungan bulan sebelumnya, ujarnya.
Gunawan memperkirakan Sumut akan cenderung alami deflasi minimal 0.07 pada bulan Juni.
Deflasi yang berpeluang terjadi lebih dipicu oleh memburuknya harga jual komoditas pangan di level produsen. Yang lebih dikarenakan kombinasi melemahnya belanja masyarakat, penurunan biaya produksi, hingga peningkatan sisi supply atau persediaan, ungkapnya.
Sementara itu, pemerintah harus mewaspadai fluktuasi pada harga beras yang belakangan ini cenderung alami kenaikan. Masalah kenaikan biaya produksi dan supply gabah yang menipis di level kilang menjadi faktor utama kenaikan harga beras belakangan ini. Kuncinya adalah pengendalian beras yang bisa dilakukan dari intervensi Bulog. Walaupun kenaikan harga beras saat ini lebih banyak memberikan manfaat bagi para petani, pungkas Gunawan. (Abi)