MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Pada dasarnya aksi demonstrasi memiliki potensi menghambat jalur distribusi barang dan jasa. Hal ini wajar terjadi manakala aksi demonstrasi dalam skala yang luas memaksa banyak pengguna jalan mengalihkan atau berhenti sementara waktu. Terlebih jika pengguna jalan tersebut merupakan kendaraan niaga yang mengangkut kebutuhan hidup masyarakat.
Hal itu dijelaskan Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara,Senin (1/9/2025) sore.
Ditambahkan Gunawan, belum lagi mempertimbangkan banyaknya pelaku usaha yang lebih memilih sementara menutup tokonya. Atau bisa saja ada produsen (petani, peternak) yang memang ikut ambil bagian dari aksi demonstrasi. Jadi ada banyak ragam alasan yang bisa saja membuat harga kebutuhan masyarakat alami kenaikan saat demonstrasi terjadi di banyak tempat, ujarnya.
Belakangan ini, lanjutnya banyak pelaku usaha (pemilik toko) yang memilih menutup usahanya sementara. Pusat-pusat bisnis yang ada di kota medan juga banyak yang terpantau lengang seiring dengan aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini. Dan diyakini langkah yang tidak jauh berbeda akan ditempuh oleh pelaku usaha lain di wilayah (umumnya perkotaan) lain, katanya.
Dikatakannya, dalam tatanan ekonomi yang lebih besar (makro), aksi demonstrasi juga bisa mempengaruhi kebijakan stratagis investor yang pada akhirnya mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan. Bila aksi demonstrasi menggambarkan aktifitas demokrasi yang sehat, maka demonstrasi justru dipandang sebagai hal yang positif bagi iklim investasi secara menyeluruh, ungkap Gunawan.
Jadi aksi demonstrasi itu sebenarnya memiliki nilai positif bagi negara yang menerapkan demokrasi seperti Indonesia. Namun dalam kadar tertentu, aksi demonstrasi bisa menjadi kabar yang kurang baik bagi perekonomian. Terlebih jika aksi demonstrasi telah secara serius telah mengganggu aktifitas ekonomi masyarakat, seperti munculnya gangguan pada jalur distribusi barang dan jasa.
“Sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat meroket di sumatera utara. Mengacu kepada pemantauan melalui PIHPS, di kota medan harga cabai merah yang pada hari jumat minggu lalu ditransaksikan rata-rata 40.300 per Kg, saat ini alami kenaikan menjadi rata-rata 62.100 per Kg. Selebihnya harga beras masih dalam tren turun di beberapa pasar dalam rentang 250 hingga 500 per Kg, “tegasnya.
Namun saya menilai kenaikan harga cabai merah tersebut belum terganggu dengan aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini. Situasi jalur distribusi barang dan jasa masih terbilang normal.
“Kenaikan harga cabai merah lebih dikarenakan oleh supply yang alami penurunan dan demand yang alami peningkatan untuk pengiriman di sejumlah daerah seperti Sumatera Barat, riau dan Kepulauan Riau, ” pungkas Gunawan.(abi)