PAGI cerah menyapa Posyandu “Melati III” yang berlokasi di Kelurahan Helvetia.
Suara tangis anak-anak berbaur di tengah sapaan hangat para kader kesehatan.
Di salah satu sudut ruangan, seorang ibu muda bernama Rina Sari tampak menggendong Dira, bayinya yang masih berusia delapan bulan.
Hari itu, Dira dijadwalkan menerima imunisasi campak.
“Awalnya saya sempat takut karena katanya bisa demam, tapi setelah dijelaskan petugas Puskesmas, saya paham kalau ini demi kesehatan anak saya,” ujar wanita 28 tahun itu sembari menenangkan sang buah hati.
Kisah Rina merupakan potret kecil dari perjuangan banyak orang tua di Kota Medan yang semakin sadar pentingnya imunisasi bagi masa depan anak-anak mereka.
Di tengah hiruk pikuk kota besar, program imunisasi tetap menjadi benteng pertama untuk menjaga generasi muda dari ancaman penyakit menular.
Perjuangan di Balik Setiap Tetes Vaksin

Ia masih ingat bagaimana pada masa pandemi, banyak orang tua enggan membawa anaknya ke Puskesmas karena takut tertular COVID-19. Akibatnya, cakupan imunisasi sempat menurun drastis.
“Setelah pandemi, kami harus kerja keras lagi. Kami turun langsung ke rumah-rumah, ke PAUD, ke pos ronda untuk memastikan anak-anak yang sempat tertinggal bisa kembali diimunisasi,” tutur Nuraini.
Upaya itu membuahkan hasil. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Medan, cakupan imunisasi dasar lengkap kini kembali meningkat dan sudah mencapai lebih dari 90 persen.
Namun, masih ada kantong-kantong wilayah yang perlu perhatian khusus, terutama di kawasan padat penduduk dan pemukiman urban yang mobilitas warganya tinggi.
Ketika Edukasi Jadi Kunci
Tidak semua orang tua memahami pentingnya imunisasi. Masih ada yang ragu karena mendengar informasi yang keliru di media sosial. Di sinilah peran kader kesehatan menjadi ujung tombak.
Seperti Siti Rahmah, kader Posyandu yang sudah aktif sejak 2010. Ia tak segan datang ke rumah warga untuk memberikan edukasi.
“Kalau hanya mengandalkan brosur, mereka tidak percaya. Tapi kalau kita datang, ngobrol dari hati ke hati, mereka akhirnya mau bawa anaknya,” katanya sambil tersenyum.
Baginya, imunisasi bukan hanya soal vaksinasi, tetapi juga tentang kepercayaan dan kesadaran kolektif. Ia melihat sendiri anak-anak yang dulu ditolak imunisasi kini tumbuh sehat dan aktif bersekolah.
Investasi Jangka Panjang untuk Kota Medan
Imunisasi terbukti menjadi salah satu investasi paling efisien dalam pembangunan manusia.
Data WHO menunjukkan bahwa setiap 1 dolar yang diinvestasikan untuk imunisasi dapat menghemat hingga 16 dolar biaya pengobatan dan kerugian produktivitas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg. Elvina Ginting, menegaskan bahwa imunisasi adalah bentuk nyata investasi jangka panjang bagi kualitas generasi mendatang.
“Kesehatan anak-anak hari ini menentukan masa depan Kota Medan. Kalau mereka kuat dan sehat, kita tidak hanya menekan angka stunting dan penyakit menular, tapi juga menciptakan generasi produktif di masa depan,” ujarnya dalam peringatan Bulan Imunisasi Anak Nasional beberapa waktu lalu.
Kisah dari Seorang Ayah
Bukan hanya ibu-ibu yang aktif di posyandu. Andi Pratama (32), seorang pekerja swasta di Medan Johor, juga rutin mengantar anaknya untuk imunisasi.
Ia sempat kehilangan keponakan akibat komplikasi penyakit campak yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin.
“Sejak itu, saya tidak mau menunda-nunda imunisasi anak saya. Saya sadar, ini bukan sekadar urusan kesehatan pribadi, tapi juga tanggung jawab sosial. Kalau anak kita tidak diimunisasi, bisa menular ke anak lain,” katanya serius.
Kesadaran seperti Andi kini mulai tumbuh di kalangan masyarakat perkotaan. Dukungan keluarga, fasilitas kesehatan, dan kampanye edukasi menjadi fondasi penting agar cakupan imunisasi di Medan terus meningkat.
Harapan untuk Masa Depan

Setiap tetes vaksin adalah langkah kecil menuju masa depan anak yang sehat, cerdas, dan berdaya.
Di balik angka statistik dan laporan program pemerintah, ada kisah nyata perjuangan ibu-ibu yang rela antre di posyandu, kader yang berkeliling kampung dengan sepeda motor, serta petugas kesehatan yang bekerja tanpa lelah memastikan tidak ada anak yang tertinggal dari imunisasi.
Mereka adalah pahlawan kesehatan tanpa tanda jasa dan perjuangan mereka adalah wujud nyata semangat Hari Kesehatan Nasional 2025: Menjadikan Imunisasi sebagai Investasi Sehat untuk Masa Depan Anak Medan.
Di kota besar seperti Medan, di mana tantangan hidup begitu kompleks, imunisasi menjadi pondasi sederhana namun vital untuk memastikan masa depan yang lebih baik.
Karena anak-anak yang sehat hari ini akan menjadi generasi tangguh yang memimpin kota ini esok hari.
Seperti kata Rina di awal kisah, sambil menimang bayinya yang kini tersenyum setelah disuntik.
“Kalau ini demi masa depan Dira, saya tidak akan pernah takut imunisasi,” ungkapnya.
Penulis : Zulham Efendi



























