MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Sepasang suami istri, Fatra Joshua Manihuruk (41) dan Nurhapni Lubis dianiaya oleh tiga orang tak dikenal (OTK).
Penganiayaan itu menyebabkan tubuh keduanya lebam-lebam. Kejadian itu telah dilaporkan ke Polsek Sunggal dengan harapan pelaku segera ditangkap.
Diceritakan Fatra, kejadian penganiayaan itu terjadi di rumahnya, di Dusun VIII, Komplek Romeby, Desa Sei Mencirim, Minggu (27/8/2025). Tiga orang pria tak dikenal mendatangi keduanya dengan membawa besi. Keduanya dihujani pukulan hingga mengalami kesakitan di sekujur tubuh.
“Kita kan buka toko handphone. Jadi sekitar tiga bulan lalu, ada yang menitip handphone sama kita. Terus ada orang yang mau minta. Kita tidak berikan karena dia bukan yang bersangkutan,” katanya saat dihubungi, Minggu (3/8/2025).
Karena tak diberi apa yang diminta, pria yang tak dikenal itu mengancam Nurhapni. Pria itu menuturkan akan mengerjai tokonya di malam hari.
“Sudah beberapa kali diancam-ancam dan diteror. Jadi pas tanggal 27 Juli itu istrri saya cerita terkait kedatangan pria itu. Saya tanyain sama istrri dan warga, katanya pria itu namanya Endang penjaga malam di daerah situ,” ucapnya.
Saat bertemu, Fatra pun menanyakan perihal pengancaman dan teror yang diberikan kepada istrinya. Namun pria itu mengaku tidak ada melakukan pengancaman. Perdebatan singkat itu pun selesai karena pria tak dikenal itu pergi dengan sepeda motornya.
“Saya datangin, saya nggak tau wajahnya. Jadi saya ketemu laki-laki. Saya tanya, kamu penjaga malam sini? Dia bingung, dia nggak kenal saya. Kenapa katanya? Saya tanya, kau yang ngancam-ngancam isteri saya? Nggak ada aku ngancam katanya langsung pergi dia,” tutur Fatra.
Saat Fatra merasa insiden itu telah berakhir, Fatra yang sudah berada di rumah tiba-tiba didatangin tiga orang pria tak dikenal. Salah satu dari ketiganya, orang yang sebelumnya ditemuinya.
“Terus dia datangi rumah saya bawa dua orang lain. Ada yang bawa besi. Disitu lah kami suami istri dihantam seperti yang di video. Terus setelah selesai, kami langsung buat laporan ke Polsek Sunggal,” ujarnya.
Warga Resah
Menurut Fatra, aksi premanisme dan pemalakan di sekitar lokasi sudah sangat meresahkan warga. Pasalnya, para pelaku kerap melakukan pemalakan dengan dalih jaga malam dan selalu membawa senjata tajam.
“Katanya penjaga malam, tapi marak terjadi pencurian di komplek kami,” katanya.
Selain itu, jaga malam yang dimaksud pelaku diduga tanpa izin. Pasalnya, Fatra yang mengaku ketua RT di komplek tersebut tidak pernah memberikan izin. Selain itu, setiap meminta uang kutipan, pelaku juga kerap membawa senjata tajam yang membuat warga ketakutan.
“Saya sendiri RT di komplek itu. Mereka kutip tiap bulan. Seharusnya izin dari saya kan. Kalau izin dari desa, berarti desa terlibat kan. Karena tidak ada koordinasi juga ke kita atau pemberitahuan ke kita. Lagian warga merasa tidak terjaga. Marak terjadi pencurian, pemerasan, orang bangun dapur pun diminta uang keamanan,” tuturnya.
Dikatakannya, hingga kini pelaku masih berkeliaran dan membuat teror di kediamannya. Istrinya yang saban hari sendiri di rumah merasa ketakutan.
‘Tindakannya lambat. Masak pelakunya masih berkeliaran, sampai sekarang masih diteror terus ini istri di rumah. Nanti dia naik kereta berdua, berhenti di depan, ditengok-tengok toko kita. Apa tujuannya itu,” ujarnya keheranan.
Ia pun berharap polisi segera memproses laporannya dan menangkap pelaku. Jika tidak, menurut Fatra, akan timbul dugaan-dugaan miring terhadap aparat penegak hukum.
“Bagaimana hukum ini. Kalau begini, selalu lah premanisme tumbuh subur. Dan masyarakat akhirnya tidak leluasa untuk bekerja,” ujarnya.
Terpisah, Kapolsek Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat ketika dikonfirmasi belum memberikan jawaban. (Red)